Selasa, 26 Januari 2016

Don’t disturb my new life! Part 2


Don’t disturb my new life! Part 2
Genre : Friendship, Sad, Romance, School Life.
Cast :
Kang Eunbin, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, Han Yongra , Shin Jihyun, Goo Hyejin, Kang Muwon, Kyu Line, Kyu’s Family Etc..
Author : Wulandari

Happy Reading~

Author POV

Seorang gadis nampak sedang berkutat dengan berbagai bahan makanan di dapur kecilnya. Mencoba bereksperimen dan tak butuh waktu lama masakannya sudah tersaji di meja makan yang tidak terlalu besar itu.

Soondubu Jiggae. Sejenis sup yang dibuat dari tahu, seafood, sayuran, jamur, bawang, daun bawang, dan bubuk cabe. Ia memasak sup itu karena sang kakak memang sangat menyukai seafood.

“Oppa.. makan malam sudah siap”
Eunbin berteriak memanggil sang kakak yang tengah mengoreksi hasil pekerjaan murid-muridnya tadi siang.

“Waaah, sepertinya lezat”
“Geuromnyo” jawab Eunbin senang dan memberikan semangkuk nasi untuk Muwon.

“Selamat makaaan” ucap kakak beradik itu kompak.
“Heum mashita, rasanya seperti masakan appa” komentar Muwon membuat Eunbin tersenyum senang namun tiba-tiba raut wajahnya berubah murung.


“Oppa. . . bagaimana rasa masakan eomma? Apa masakan eomma lebih enak daripada masakan appa?” lirih Eunbin, tiba-tiba ia merindukan hangatnya kasih sayang ibu yang bahkan hanya ia tahu dari selembar foto.

“Eoh, emm itu. Eun-nie bagaimana sekolahmu hari ini?” tanya Muwon mencoba mengalihkan pembicaraan, ia berharap sekolah barunya tidak membuatnya tertekan seperti saat di Shinhwa.

“Menyenangkan oppa, aku mempunyai teman-teman yang baik”
“Syukurlah kalau begitu. Ini adik oppa harus makan yang banyak” ujar Muwon seraya menuangkan sup ke mangkuk Eunbin.

‘Mianhae saeng-ie oppa tidak mau menambah bebanmu dengan mengatakan kebenaran yang mungkin akan menyakitimu’

Di sisi lain sebuah keluarga tengah menikmati makan malam mewah mereka. Di meja makan yang begitu lebar itu tersaji berbagai macam makanan dari berbagai negara. Yaa karena mereka memiliki koki pribadi sebanyak empat orang dan pembantu yang berjumlah belasan.

“Kyu”
Tuan Cho memanggil putra bungsunya di sela-sela makan malam mereka. Ahra nampak melirik adik kesayangannya yang tengah menampakkan wajah tegang. Pasalnya Kyuhyun memang begitu takut dan hormat pada sang ayah.

“N-ne aboeji”
“Tadi pihak sekolah melaporkan pada aboeji bahwa nilai Bahasa Inggrismu dalam keadaan yang mengkhawatirkan dan semakin buruk setiap harinya.”
“Aigoo apa itu benar Kyu-nie?” tanya Ny. Cho dan menatap putranya sedikit kecewa.

“Ne eomma. Aku paling tidak suka pelajaran itu. Menurutku Bahasa Inggris tidak penting” sanggah Kyuhyun.
“Tidak penting? Kau ini calon CEO Cho Group! Bisnis kita berkaitan dengan negara-negara yang menggunakan bahasa asing Cho Kyuhyun. Bagaimana caramu berkomunikasi dengan mereka?”
“Tapi kan ada penerjemah. Mereka bisa membantuku”
“Apa kau akan bergantung pada penerjemah selamanya? Kau harus belajar Bahasa Inggris di rumah dengan sistem private” ucap Tuan Cho tenang.
“Shireo, aku tidak mau aboeji” bantah Kyuhyun.
“Baiklah. Kalau kau tidak mau abeoji akan memindahkanmu ke sekolah lain”

Kyuhyun kalah telak jika beradu argumen dengan ayahnya. Namja yang biasanya berlagak angkuh itu diam seribu bahasa seperti seekor anak kucing yang menyedihkan bila sudah didepan sang ayah.

“Ahra-ya, kau bisa mencarikan pengajar private Bahasa Inggris untuk Kyuhyun secepatnya?” tanya Tuan Cho pada putri sulungnya.
“Lagi?”

Ahra menghela nafas kasar mengingat jumlah pengajar private yang mengundurkan diri karena tidak tahan mengajari Kyuhyun yang tidak pernah menghormati mereka. 1 minggu adalah waktu terlama mereka mampu bertahan mengajar Kyuhyun!

“Dan besok adalah hari libur terakhirmu untuk bersenang-senang menghamburkan uang aboeji karena mulai hari senin kau harus belajar setiap hari”
“MWO?!”

***
Ahra POV

“Eomma~”
Aku merengek pada eomma yang tengah berkutat dengan bunga-bunga kesayangannya di taman.

“Waeyo chagiya? Kau terlihat frustasi”
“Eomma aku masih belum menemukan guru private yang cocok untuk Kyuhyun. Semua jenis guru sudah kita coba, mulai dari mahasiswa, guru, dosen bahkan native speaker sekalipun tapi pada akhirnya mereka pasti akan menyerah sebelum membuat bocah tengik itu pintar” laporku pada eomma.  Jinjja! Sejak semalam yang kupikirkan hanya itu.

“Aaah guru private untuk Kyu-nie? Bagaimana kalau kita mencarikan guru yang seumuran dengannya? Bukankah kita belum pernah mencoba?”
“Eomma benar juga, dengan begitu mungkin bisa membuat Kyuhyun lebih nyaman untuk belajar. Aku tahu siapa orang yang cocok untuk tugas ini.”

“Bagaimana kalau gadis yang bekerja part time di perusahaan? Gadis manis dan sopan itu. Haah eomma sedikit lupa namanya.”
“Eomma daebak! Aku setuju”

“Yakk! Apa yang noona setujui eoh?”

Author POV

Kyuhyun yang hendak pergi menghampiri kakak perempuannya yang tengah asyik berbincang dengan sang ibu ditaman.

“Yakk! Apa yang noona setujui eoh?”

“Kau mau kemana lagi Cho Kyuhyun?!”
Ahra justru bertanya balik tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaan Kyuhyun dan menatap adiknya yang sudah rapi padahal hari ini adalah hari minggu.

“Kemana lagi? Tentu saja berkencan”
“Dengan yeoja manja itu lagi ha?” ucap Ahra ketus, ia memang tidak terlalu menyukai kekasih Kyuhyun, Goo Hyejin. Gadis manja yang suka sekali menghambur-hamburkan uang untuk hal percuma.

Kyuhyun tidak mengindahkan pertanyaan Ahra yang sudah jelas jawabannya.
“Eomma anakmu yang paling tampan sedunia ini pergi dulu ne.” pamit Kyuhyun dan mengecup kedua pipi Nyonya Cho.
“Hati-hati dijalan Kyu-nie” jawab Nyonya Cho. Sebenarnya ia juga sependapat dengan Ahra tapi bagaimana lagi? Mana mungkin dia memisahkan orang yang saling mencintai? Dan lagi ibunya Hyejin –Goo Hyebin- adalah sahabat karibnya.

“Manfaatkan baik-baik hari ini karena mulai besok kau harus berkutat dengan kamus dan tenses Kyu-nie” ucap Ahra dengan nada mengejek.
“Noona cerewet” balas Kyuhyun dan berlari menuju mobil mewahnya yang membuat Ahra menggeram kesal untuk yang kesekian kalinya.

***
Eunbin POV

“Jadi sunbae dan Jihyun saudara sepupu?” tanyaku pada Sungmin sunbae. Saat ini aku tengah menemaninya di kawasan Apgujeong setelah mengantarkan berkas ke butik mewah yang dikelola oleh ibunya dan ibu Jihyun.

Tak kusangka ibu Sungmin sunbae adalah seorang designer terkenal! Aku pernah melihat fotonya di majalah Times beberapa kali. Seperti yang dikatakan di artikel, dia adalah sosok yang ramah dan cerdas.

“Waeyo? Kau kira kami pacaran?” tanya Sungmin sunbae, aku hanya bisa mengangguk saat ia menunjukkan tawa renyahnya. Ternyata masih ada orang kaya yang memiliki hati yang baik. Kukira semua orang kaya itu sombong dan angkuh seperti Kyuhyun! Huh aku jadi teringat namja tidak berperasaan itu lagi !

“Jihyun sudah mempunyai pacar dan saat ini pacarnya tengah belajar di luar negeri. Lagipula dia bukan tipeku” jawabnya. Aku hanya ber-oh ria sambil melanjutkan langkah kaki kami menuju halte.

“Kau mau tahu seperti siapa tipeku?” ucap Sungmin sunbae tiba-tiba.
“Seperti siapa? Pasti seperti aktris atau member girlband” ucapku mencoba menerka tipe ideal Sungmin sunbae.
“Neo”

Sungmin POV

Eunbin menghentikan langkahnya dan menatapku polos setelah aku menjawab bahwa dialah tipe idealku. Haha, wajah putihnya terlihat merah merona. Lucu sekali.

“Haha. . sunbae kau suka sekali bercanda eoh”
Aku ikut tertawa meskipun terasa hambar, mungkin terlalu cepat kalau aku bilang suka pada Eunbin. Fiuh~

Kami duduk di halte menunggu bis datang. Hari ini aku sengaja tidak  memakai mobil supaya bisa bersama Eunbin lebih lama. Tadi pagi aku juga sengaja menyembunyikan berkas eomma supaya ada alasan untuk mengajak Eunbin keluar. Kekeke~

“Lalu bagaimana tipe namja yang kau sukai?” tanyaku pada Eunbin. Ia menatapku sekilas dan menarik kedua sudut bibirnya. Demi apa senyumannya benar-benar manis alami!

“Tak ada tipe spesifik tapi aku menyukai namja yang bisa membuatku merasakan kebahagiaan yang tidak biasa”

‘Geurae, kalau begitu mulai hari ini aku akan berusaha membuatmu merasakan kebahagiaan yang luar biasa Eunbin-ah’

***
Author POV

“Selamat pagi”

Eunbin dan Jihyun yang tengah asyik berbincang menengok ke arah samping saat mendengar sapaan Sungmin yang tiba-tiba datang dan mengambil celah diantara keduanya. Ketiga murid SMA Paran itupun berjalan beriringan menuju gedung sekolah.

“Yaak! Oppa kau ini senang sekali mengikuti kami” protes Jihyun pada Sungmin sedangkan Eunbin hanya tersenyum.

“Siapa bilang aku mengikutimu? Aku bisa dibunuh oleh pacarmu saat dia sudah kembali ke Korea” elak Sungmin tak terima atas tuduhan Jihyun.

“Hah sudahlah, oh iya Eunbin-ah kemarin aku kerumahmu tapi kakakmu bilang kau pergi dengan seorang namja”
“Dia pergi denganku” jawab Sungmin padahal sudah jelas Jihyun tidak bertanya padanya.
“Kalian pergi kemana? Apa kalian berpacaran?”

“Aniyo” “Belum”

Jihyun sedikit bingung saat Sungmin dan Eunbin menjawab bersamaan tapi jawaban  mereka berbeda. Sungmin menjawab belum sedangkan Eunbin menjawab tidak. Namun tawanya meledak saat mulai memahami keadaan.

“Haha, aku sepertinya mulai memahami sesuatu” ujarnya sebelum mendahului masuk ruang kelas.

Eunbin hanya bisa menunduk karena merasakan atmosfer yang canggung lalu ikut memasuki ruang kelas. Namun langkahnya terhenti saat Sungmin masih mengekorinya dari belakang.

“Sunbae? Bukankah ruang kelas XII ada di lantai atas?” ucap Eunbin mengingatkan Sungmin.
“Oh iya, kau benar. Sampai bertemu nanti saat istirahat Eunbin-ah”
“Ne”

Sungmin berlalu menuju ruang kelasnya sambil mengusap tengkuknya yang tidak gatal mencoba mengurangi debaran jantungnya yang berlebihan sedangkan Eunbin berjalan santai menuju tempat duduknya disamping Jihyun yang tengah mengeluarkan buku-bukunya.

“Aigoo bahkan Sungmin oppa yang sangat teliti bisa saja hampir salah kelas”
“Waeyo Jihyun-ah?”
“Haha, kau tidak paham? Maksudku adalah-“

Ucapan Jihyun terpotong saat wali kelas mereka –Park Jung Soo- datang dengan seorang anak yang mengikutinya dari belakang.

“Selamat pagi anak-anak. Hari ini kalian akan mempunyai teman baru lagi”

Eunbin membelalakkan matanya saat ia menatap seorang murid yang tengah berdiri di depan kelas. Seseorang yang ia kenal dan berasal dari Shinhwa High School!

‘Apa aku sedang bermimpi?!’

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar