Title : Shadow Part 4
Length : Series
Genre : Romance, friendship, sad,
family
Rated : All ages
Cast
: Cho
Kyuhyun, Kang Eunbin, Jung
Haneul, Kang’s family, Cho’s family.
Author : Wulandari
Facebook : Wulan Dari (Elfofsparkyu)
Twitter : @wulan_cho
Blog : lanletter.blogspot.com
Disclaimer : I made this fan fiction by myself
without stealing other fan fictions. Hope you’ll like it ^^ Happy Reading~
All
parts are author’s POV
Satu
minggu sudah Kyuhyun yang menyedihkan kembali menjadi Cho Kyuhyun yang penuh
semangat. Eunbin juga sudah mengetahui hal ini karena Nyonya Cho selalu
mengabarinya mengenai keadaan Kyuhyun. Wanita paruh baya itu selalu memintanya
untuk berkunjung ke rumahnya namun dokter muda itu belum dapat menyanggupinya
karena pekerjaan di rumah sakit yang semakin sibuk.
Akhir
pekan ini Kyuhyun terlihat tampan dengan pakaian santainya. Ia tetap terlihat
begitu menawan meskipun mengenakan pakaian apapun. Dengan tubuhnya yang
sempurna dan tinggi, mungkin ia tidak akan ditolak jika melamar untuk menjadi model.
“Kyuhyun-nie
eoddiga?” tanya Nyonya Cho yang tengah bermain dengan Yera.
“Aku
ingin pergi ke suatu tempat eomma” ucap Kyuhyun dan mengecup kedua pipi ibunya
sebelum melangkah pergi.
“Aah..
samchon ingin menemui jageum eomma Yera-ya” bisik Nyonya Cho yang seolah-olah
berbincang dengan Yera.
“Eomma”
ucap Kyuhyun setengah berteriak karena ia masih dapat mendengar bisikan ibunya
itu.
“Sampaikan
salam eomma pada Eunbin eoh?” pesan Nyonya Cho dan terkikik senang.
***
Kyuhyun
melangkahkan kaki menuju ruangan salah satu dokter yang ada di Rumah Sakit
Sohwa. Ia menatap pintu dengan tag ‘dr.
Kang Eunbin’ dan berdehem sebelum membuka pintu.
Seorang
gadis bersurai hitam panjang yang ia lihat saat membuka pintu. Mungkin sapaan
dokter lebih cocok saat ini untuk sahabat masa kecilnya itu.
“Bukankah
ini sudah waktumu untuk pulang dr. Kang?” ucap Kyuhyun yang masih di ambang
pintu.
Eunbin
mendongak dan mendapati Kyuhyun berjalan menghampiri mejanya. Gadis itu menutup
buku yang tengah ia baca dan menanggalkan kacamata yang ia gunakan.
“Wah
wah ternyata rumor mengenai ‘kebangkitan’
tuan muda Cho memang benar” ejek Eunbin.
Kyuhyun
mendengus kesal namun sedetik kemudian ia tersenyum dan memberikan buah tangan
yang ia bawa untuk Eunbin. Yoghurt kesukaan Eunbin.
“Sudah
diam. Makan ini cepat. Aku ingin mengajakmu kesuatu tempat”
Eunbin
terlihat senang dengan pemberian Kyuhyun dan langsung memakan yoghurt itu tanpa
mengucapkan sepatah katapun. Yoghurt memang bisa membuat rasa lelahnya hilang
dan melupakan apapun.
“Kau
bahkan tidak mengucapkan terimakasih? Dasar kau ini” cibir Kyuhyun namun gadis
itu masih tak bergeming.
***
Seorang
gadis tak henti-hentinya bertanya pada namja yang kini tengah menyetir mobil
yang mereka kendarai. Namja itu menyeretnya dengan paksa setelah ia
menghabiskan yoghurt-yoghurt yang dibawa si namja.
“Kyuhyun
oppa kau mau membawaku kemana eoh?” protes Eunbin.
“Diam
saja Haneul-ah, nanti kau juga tahu”
Eunbin
terdiam. Kyuhyun salah mengucapkan nama. Namun gadis itu tidak ingin memprotesnya.
Ia tidak ingin memulai pembicaraan yang pastinya akan merubah mood Kyuhyun
berubah. Kyuhyunpun tidak menyadari kalau ia mengucapkan nama orang lain.
‘Sepertinya kau
belum melupakan gadis itu sepenuhnya oppa’
Kyuhyun
dan Eunbin telah tiba di suatu tempat yang jauh dari hiruk-pikuk keramaian
kota. Sebuah padang rumput yang luas di atas bukit yang hijau. Dari atas bukit
itu gedung-gedung pencakar langit yang ada di Seoul terlihat begitu kecil.
Angin sore yang berhembus membuat sensasi sejuk di kulit mereka.
“Waah
neomu yeppuda…” ucap Kyuhyun dengan nada seperti seorang gadis.
Eunbin
melirik Kyuhyun karena namja itu seolah-seolah tahu apa yang akan Eunbin
ucapkan.
“Kau
pasti akan bilang seperti itu? Bagaimana? Tebakanku benar kan?” tanya Kyuhyun
percaya diri.
Eunbin
mendecih dan berjalan mendahului Kyuhyun, gadis itu merebahkan diri di
rerumputan yang hijau. Kyuhyun mengikuti jejak Eunbin dan mendudukkan diri di
samping Eunbin.
“Bagaimana
oppa bisa menemukan tempat seperti ini?” tanya Eunbin dan mulai memejamkan
matanya. Meresakan hembusan angin yang menerpa wajahnya.
“Seseorang
yang memberitahuku tempat indah ini” ucap Kyuhyun dan ikut merebahkan tubuhnya
disamping Eunbin.
Eunbin
membuka matanya dan mendapati Kyuhyun yang ikut memejamkan mata disampingnya.
Eunbin memperhatikan wajah Kyuhyun dengan seksama. Meskipun namja itu mencoba
untuk terlihat bahagia, namun jauh didalam hatinya Kyuhyun benar-benar memiliki
luka yang begitu dalam.
‘Kau masih saja membicarakannya,
entah sadar atau tidak sadar. Kau jadikan aku sebagai bayangannya oppa’
***
Suasana
duka menyelimuti keluarga kecil Jung Haneul. Ia hanya bisa menatap nanar pada
foto ayahnya yang kini telah tiada. Orang-orang mulai berdatangan dengan pakaian
hitam mereka. Adik bungsunya tak henti-hentinya terisak disampingnya meskipun
bibinya telah mencoba untuk menenangkannya. Ayah yang mereka cintai pergi
meninggalkan mereka untuk selama-lamanya. Menyusul ibu mereka yang telah pergi
beberapa tahun silam.
Seorang
namja yang sedari tadi hanya memperhatikan Haneul, kini mencoba mendekati gadis
itu. Pertama ia memberikan salam pada almarhum ayah Haneul dan Eunji. Lalu ia
menepuk kecil pundak Eunji seakan memberikan isyarat ‘Relakan ayahmu, kau harus tetap tabah’
Perlahan
namja itu mendekati Haneul dan memberikan pelukan padanya sebagai tempat Haneul
bersandar. Namja yang bernama Lee Donghae itu merasa iba pada Haneul. Pasalnya
gadis itu terlihat begitu terluka hingga tak mampu menitikkan air mata.
“Menangislah
Haneul-ah, menangislah seperti Eunji. Menangislah jika kau merasa sedih.
Menangislah hari ini dan bangkitlah hari esok Haneul-ah. Kuatkan dirimu. Jangan
kau tahan segala emosimu. Menangislah supaya kau tidak merasakan sesak. Jadikan
airmatamu untuk menghilangkan kesedihanmu”
Ucapan
Donghae mulai membuat Haneul terisak. Sesak yang ia rasakan mulai mengalir
seiring air mata yang ia tumpahkan. Donghae yang mendengar isakan pilu Haneul
tanpa sadar mulai menitikkan air mata.
“Oppa..
kenapa- kenapa mereka tak menyayangi kami? Kenapa appa meninggalkan kami? Appa-
appa lebih menyayangi eomma daripada putri-putrinya.. oppaaa.. hiks hiks”
“Haneul-ah
paman sangat menyayangi kalian, hanya saja Tuhan lebih menyayangi paman.
Biarkan paman beristirahat bersama bibi”
Donghae
mencoba menenangkan gadis yang ada dipelukannya kini. Kehilangan orangtua
memang begitu menyakitkan. Meskipun ia belum pernah mengalaminya dan ia tak
ingin mengalaminya. Ia masih menyayangi orangtuanya meskipun saat ini
orangtuanya tak berada disampingnya.
***
Rumah
sakit bukanlah tempat yang orang ingin kunjungi. Orang-orang berdatangan ke
tempat itu jika ada yang bermasalah dengan kesehatan mereka namun para dokter
selalu datang ke rumah sakit dengan penuh semangat. Bagai pesulap mereka ingin
segera menyembuhkan segala macam penyakit yang diderita oleh pasien mereka.
Seperti
doktet muda yang kini berjalan dengan senyum diwajahnya. Ia tak segan untuk
menyapa semua pasien yang masih kecil dan semua pegawai rumah sakit itu.
Eunbin
berjalan menuju salah satu ruangan salah satu dokter senior yang ada di Sohwa.
Ia mengetuk pintu dan menunggu untuk dipersilahkan.
“Selamat
pagi pam- maksudku dr. Lee” sapa Eunbin pada pria yang seumuran dengan ayahnya
itu. Ia hampir saja memanggilnya -paman- karena ia sering memanggilnya dengan
sebutan paman sewaktu ia kecil.
“Selamat
pagi dr. Kang” balas dr. Lee lengkap dengan senyum hangatnya.
Eunbin
memberikan dokumen yang diminta oleh dr. Lee beberapa hari yang lalu. Saat
Eunbin ingin kembali ke ruangannya. Dokter itu mencegahnya.
“dr.
Kang bisakah aku meminta bantuanmu?”
To
be continued~

Tidak ada komentar:
Posting Komentar