Title : Shadow Part 8
Length : Series
Genre : Romance, friendship, sad,
family
Rated : All ages
Cast
: Cho
Kyuhyun, Kang Eunbin, Jung
Haneul, Lee Donghae, Kang’s family, Cho’s family.
Author : Wulandari
Instagram : @wullan_cho
Twitter : @wulan_cho
Disclaimer : I made this fan fiction by myself
without stealing other fan fictions. Hope you’ll like it ^^ Happy Reading~
All
parts are author’s POV
Seorang
gadis nampak tergesa-gesa saat memasuki sebuah restoran yang terletak di daerah
Apgeujong. Ia benar-benar mengutuk peralihan jalan yang justru membuat lalu
lintas menjadi padat. Gadis itu melambaikan tangan saat seseorang yang ia kenal
tak sengaja beradu pandang dengannya.
“Eonni
maafkan aku. Jalanan benar-benar macet. Kau pasti sudah lama menungguku.
Mianhae” ucap Eunbin pada Haneul saat ia telah meraih tempat duduknya.
Haneul
tersenyum lembut. Menunggu selama duapuluh menit bukanlah hal yang berat
untuknya.
“Aniya,
aku juga belum lama tiba” ucapnya mencoba untuk tidak membuat Eunbin merasa
bersalah.
“Aaah
kau benar-benar memiliki jiwa malaikat eonni” ujarnya.
Eunbin
dan Haneul berbincang layaknya saudara kandung atau teman yang sudah
benar-benar akrab disela-sela makan mereka. Bahkan topik mengenai Donghae tidak
mereka tinggalkan.
“Aku
tidak menyangka. Dari cerita eonni, Donghae oppa sepertinya namja yang romantis
tapi ia benar-benar namja yang menjengkelkan saat bersamaku. Aku bahkan ingin
menjambak rambutnya itu” ucap Eunbin berdecak sebal.
“Mungkin
ia butuh waktu untuk mengenalmu”
Drrt drrtt..
Ponsel
Eunbin yang ia letakkan di atas meja bergetar. Kyuhyun memanggilnya.
“Mianhae
eonni, ada yang menelfonku”
“Gwenchana”
ucap Haneul mempersilahkan.
‘Yeoboseo?
Kyuhyun oppa? Malam ini? Arraseo.’
Wajah
Haneul menegang saat Eunbin menyebutkan sebuah nama yang sudah lama tak ia
dengar.
Kyuhyun. Apa ia
Kyuhyun yang ia kenal? Kyuhyun yang membuatnya kesulitan untuk bernafas? Cho
Kyuhyun?
Eunbin
memasukkan ponsel yang ia genggam ke dalam tas selempangnya. Namun Haneul
menatapnya tanpa berkedip. Eunbinpun mengibas-ibaskan telapak tangannya di
depan wajah Haneul.
“Eonni?
Gwencana? Haneul eonni?”
Haneul
kembali pada kesadarannya dan tersenyum tipis. Menghilangkan jejak bayangan Cho
Kyuhyun yang selalu memenuhi pikirannya.
“Ah
ne gwenchana. Setelah kulihat kau mirip dengan seseorang yang kukenal” gurau
Haneul dusta.
“Aih
wajahku benar-benar pasaran ya? Pasienku juga sering berkata seperti itu”
Pertemuan
Eunbin dan Haneul ditutup dengan candaan Eunbin. Haneul tak bisa tertawa lepas
karena sebuah nama itu kembali mengusik ingatannya.
Mobil
Eunbin berhenti di depan apartemen sederhana yang di sewa Haneul. Gadis itu
mempersilakan Eunbin untuk mampir namun ia terpaksa menolak karena sudah
memiliki janji lain.
“Aku
janji akan mampir kapan-kapan eonni” ucap Eunbin.
“Baiklah
kalau begitu. Hati-hati di jalan”
Haneul
berbalik setelah mobil Eunbin melaju meninggalkannya. Ia menatap apartemen
murah yang ia sewa dengan tatapan sendu. Ia kembali mengingat ucapan demi
ucapan ibu Kyuhyun. Ia sadar bahwa ia adalah gadis miskin yang tidak akan
mungkin bisa bersanding dengan seorang Cho Kyuhyun. Satu hal yang ia miliki
untuk Kyuhyun, rasa cinta yang begitu besar dan dalam.
Ia
melangkah gontai menuju ruangan yang ia sewa. Saat ia membuka pintu ada dua
orang yang menyambutnya dengan senyum yang lebar.
“Akhirnya
eonni datang juga” ucap Eunji terdengar lega.
“Kau
sudah pulang?” tanya Donghae yang datang berkunjung.
“Eonni,
aku pergi dulu ne. Aku ada janji dengan temanku”
Eunji
pergi begitu saja setelah mengambil mantel miliknya yang tergantung di sisi
samping pintu tempatnya berdiri.
“Sebenarnya
Eunji sudah mengusirku sedari tadi tapi aku belum ingin pulang sebelum bertemu
denganmu” ucap Donghae dan tersenyum lebar.
Haneul
kembali teringat curhatan Eunbin mengenai sikap Donghae yang dingin dan
menyebalkan. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan Donghae bersikap seperti
itu.
“Oppa
sudah makan siang?” ucap Haneul sambil meletakkan tas selempangnya dan ikut duduk
di samping Donghae.
“Apa
kau ingin memasakkan sesuatu untukku? Sayang sekali aku sudah makan siang. Tapi
kau bisa memasak makan malam untukku. Aku dengan senang hati akan menghabiskan
makanannya”
“dr.
Lee, kami hanya memiliki sedikit persediaan makanan dan kau ingin menghabiskan
semuanya? Astaga..” canda Haneul. Ia bersyukur karena Donghae datang,
setidaknya ia bisa sedikit terhibur karena tingkah namja yang kekanakkan itu.
“Baiklah
kalau begitu, bagaimana kalau kau menjadi chef ku? Aku akan membeli semua bahan
makanan lalu kau yang memasaknya, kurasa bukan ide yang buruk” ucap Donghae
dengan penuh semangat.
“Semua
idemu selalu menguntungkan satu pihak saja”
Donghae
mengambil remote TV dan menyalakannya. TV yang berukuran kecil itu menayangkan sebuah
kartun vampire. Ia teringat akan pesan anak taman kanak-kanak yang disampaikan
oleh Eunbin. Air muka Donghae berubah menjadi serius.
“Haneul-ah”
“Waeyo?”
“Apa
aku terlihat seperti seorang vampire?”
Haneul
tahu arah pembicaraan Donghae. Eunbin telah bercerita secara detail padanya
bahkan setiap rinci sikap Donghae saat di taman kanak-kanak.
“Mulailah
dengan sebuah senyuman kecil untuk mereka oppa. Lambat naun kau tidak akan
menyadari kalau kau tengah tersenyum lebar bahkan tertawa bersama mereka. Bersikaplah
lebih hangat”
Donghae
menatap Haneul. Kata-kata gadis itu selalu membuat dirinya menjadi lebih baik. Ia
sangat merasa nyaman berada di sekitar Haneul.
“Terimakasih
Haneul-ah, kau selalu memiliki kata-kata yang menguatkanku”
Haneul
tersenyum lembut namun wajah Donghae berubah menjadi penuh tanda tanya.
“Bagaimana
kau bisa mengetahui apa yang kupikirkan? Apa kau keturunann seorang cenayang?”
tanya Donghae heran karena ia belum menyinggung mengenai anak-anak.
“Aniya.
Eunbin sudah menceritakan banyak hal padaku oppa”
“Mwo??!!
Kau mengenal dokter yang memiliki mulut pedas itu?” tanya Donghae tak percaya.
“Ya
kami sudah akrab, dia bahkan memanggilku dengan sebutan ‘eonni’ dia gadis yang lucu”
“Lucu?
Sepertinya selain bermulut pedas, dia juga suka membual” Donghae tidak terima
Haneul membela dokter itu.
“Aniya.
Dia gadis yang ramah dan baik hati”
***
Seorang
pria berdiri dengan angkuh. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana. Setelan
jas yang pas di tubuh atletisnya menambah kesan manly yang menguar dari dalam
dirinya.
Namun
kedua mata elang itu tak mampu menyembunyikan rasa perih yang tertahan di dalam
hati. Mata tajam itu terlihat sayu dan tak beraura. Ia hanya melihat kobaran
api di hadapannya dengan diam seribu bahasa.
Hari
ini Kyuhyun sudah memutuskan untuk melupakan masa lalunya. Satu persatu foto,
album dan barang-barang kenangan bersama Haneul berubah menjadi abu. Salah satu
langkah yang ia gunakan untuk mulai melupakan Haneul. Dan selanjutnya ia akan
segera mengambi langkah besar untuk menghapus Haneul dari hidupnya.
Ahra
mencari-cari keberadaan Kyuhyun dan menemukan sang adik berdiri membelakanginya
di taman. Ia berjalan mendekat dengan hati-hati. Ia tidak tega jika harus
melihat wajah Kyuhyun yang menderita.
“Kyu,
appa dan eomma sudah menunggumu di depan” ucap Ahra dengan suara lembut.
Kyuhyun
menghela nafas dan berbalik menatap kakaknya.
“Gomawo
noona, doakan adikmu ini”
Kyuhyun
tersenyum pada Ahra dan berjalan meninggalkan kakak perempuannya itu.
‘Aku selalu
mendoakanmu Kyu, apapun keputusanmu’ balas Ahra dalam hati. Ia merasa sedih
karena Kyuhyun. Ia akan mengambil keputusan besar namun ia melihat senyum
Kyuhyun yang terkesan dipaksakan.
***
Malam
ini kesan brutal dan kekanak-kanakan Eunbin seakan menguap begitu saja. Gadis itu
terlihat bak seorang putri dalam dongeng modern dengan mini dress berwarna soft
pink yang ia kenakan. Surai hitam legam nan panjang ia tata ke atas hingga
menampakkan leher jenjang dan wajah mungilnya. Sebuah bandana berwarna putih
tulang menambah kesan manis dalam aura keanggunan dalam dirinya.
Eunbin
bersama ayah dan ibunya tengah berada di sebuah restoran di daerah Hannam-dong.
Tak lama kemudian orang-orang yang mereka tunggu telah memasuki ruangan private
itu. Mereka pun saling sapa satu sama lain.
“Aigoo,
uri Eun-nie terlihat sangat cantik seperti seorang putri dalam dongeng” komentar
nyonya Cho membuat wajah putih Eunbin merona. Entah kenapa ia merasa malu
karena ia dipuji seperti itu di depan hadapan Kyuhyun.
“Omo,
Kyuhyun juga terlihat tampan seperti pangeran” Tuan Kang tak mau kalah turut
memberikan pujian untuk Kyuhyun.
Sementara
itu Kyuhyun menatap Eunbin dengan tatapan yang sulit diartikan. Eunbin yang
merasa diperhatikan turut menatap namja itu. Namun hal itu tak berlangsung lama
karena pipinya terasa memanas. Baiklah ia merasa malu.
Acara
makan malam kedua keluarga itu berlangsung seperti biasa. Hingga tuan Cho
menampakkan wajah seriusnya setelah semua candaan yang ia lontarkan.
“Kang
Seung Hwan, maksud dari undangan malam ini yang sebenarnya adalah-”
Tuan
Cho mengambil jeda sebelum pria itu melanjutkan ucapannya.
“Putraku,
Cho Kyuhyun ingin meminang putrimu. Kang Eunbin”
Tuan
Kang nampak terkejut namun sedetik kemudian ia mulai menampakkan senyumannya. Namun
berbeda dengan Eunbin yang masih terkejut dengan apa yang dikatakan Tuan Cho. Ia
bahkan tak mampu berkata apa-apa. Ini terlalu tiba-tiba dan ini benar-benar
diluar fantasi terliarnya.
“Aku
tidak merasa keberatan. Putri kecilku sudah dewasa dan aku akan membiarkan dia
yang memberikan jawaban” ucap Tuan Kang.
Tuan
Kang menatap Eunbin dan menggenggam jemari kecil putri semata wayangnya. Eunbin
menatap ayahnya seolah memberikan isyarat untuk meminta bantuan. Namun ayahnya
tak bergeming. Semua keputusan berada di tangan Eunbin.
‘Ya Tuhan! Bagaimana
ini? Ini semua terlalu mendadak! Apa yang harus kukatakan? Oh ayolah pikirkan
sesuatu!!’
debat Eunbin di dalam hati.
“Bagaimana
Eunbin-ah? Apakah kau menerimaku?”
Pertanyaan
Kyuhyun semakin membuat kepalanya sakit. Ini bahkan lebih rumit daripada menangani
pasien di rumah sakit!
“A-aku,
aku…”
To be continued~

Tidak ada komentar:
Posting Komentar