Rabu, 29 Juni 2016

Shadow Part 8



Title            : Shadow Part 8
Length        : Series
Genre         : Romance, friendship, sad, family
Rated         : All ages
Cast           : Cho Kyuhyun, Kang Eunbin, Jung Haneul, Lee Donghae, Kang’s family, Cho’s family.
Author       : Wulandari
Instagram   : @wullan_cho
Twitter       : @wulan_cho
Disclaimer : I made this fan fiction by myself without stealing other fan fictions. Hope you’ll like it ^^ Happy Reading~

All parts are author’s POV

Seorang gadis nampak tergesa-gesa saat memasuki sebuah restoran yang terletak di daerah Apgeujong. Ia benar-benar mengutuk peralihan jalan yang justru membuat lalu lintas menjadi padat. Gadis itu melambaikan tangan saat seseorang yang ia kenal tak sengaja beradu pandang dengannya.

“Eonni maafkan aku. Jalanan benar-benar macet. Kau pasti sudah lama menungguku. Mianhae” ucap Eunbin pada Haneul saat ia telah meraih tempat duduknya.

Haneul tersenyum lembut. Menunggu selama duapuluh menit bukanlah hal yang berat untuknya.

“Aniya, aku juga belum lama tiba” ucapnya mencoba untuk tidak membuat Eunbin merasa bersalah.

“Aaah kau benar-benar memiliki jiwa malaikat eonni” ujarnya.

Eunbin dan Haneul berbincang layaknya saudara kandung atau teman yang sudah benar-benar akrab disela-sela makan mereka. Bahkan topik mengenai Donghae tidak mereka tinggalkan.

“Aku tidak menyangka. Dari cerita eonni, Donghae oppa sepertinya namja yang romantis tapi ia benar-benar namja yang menjengkelkan saat bersamaku. Aku bahkan ingin menjambak rambutnya itu” ucap Eunbin berdecak sebal.

“Mungkin ia butuh waktu untuk mengenalmu”

Drrt drrtt..
Ponsel Eunbin yang ia letakkan di atas meja bergetar. Kyuhyun memanggilnya.

“Mianhae eonni, ada yang menelfonku”

“Gwenchana” ucap Haneul mempersilahkan.

‘Yeoboseo? Kyuhyun oppa? Malam ini? Arraseo.’

Wajah Haneul menegang saat Eunbin menyebutkan sebuah nama yang sudah lama tak ia dengar.

Kyuhyun. Apa ia Kyuhyun yang ia kenal? Kyuhyun yang membuatnya kesulitan untuk bernafas? Cho Kyuhyun?

Eunbin memasukkan ponsel yang ia genggam ke dalam tas selempangnya. Namun Haneul menatapnya tanpa berkedip. Eunbinpun mengibas-ibaskan telapak tangannya di depan wajah Haneul.

“Eonni? Gwencana? Haneul eonni?”

Haneul kembali pada kesadarannya dan tersenyum tipis. Menghilangkan jejak bayangan Cho Kyuhyun yang selalu memenuhi pikirannya.

“Ah ne gwenchana. Setelah kulihat kau mirip dengan seseorang yang kukenal” gurau Haneul dusta.

“Aih wajahku benar-benar pasaran ya? Pasienku juga sering berkata seperti itu”

Pertemuan Eunbin dan Haneul ditutup dengan candaan Eunbin. Haneul tak bisa tertawa lepas karena sebuah nama itu kembali mengusik ingatannya.

Mobil Eunbin berhenti di depan apartemen sederhana yang di sewa Haneul. Gadis itu mempersilakan Eunbin untuk mampir namun ia terpaksa menolak karena sudah memiliki janji lain.

“Aku janji akan mampir kapan-kapan eonni” ucap Eunbin.

“Baiklah kalau begitu. Hati-hati di jalan”

Haneul berbalik setelah mobil Eunbin melaju meninggalkannya. Ia menatap apartemen murah yang ia sewa dengan tatapan sendu. Ia kembali mengingat ucapan demi ucapan ibu Kyuhyun. Ia sadar bahwa ia adalah gadis miskin yang tidak akan mungkin bisa bersanding dengan seorang Cho Kyuhyun. Satu hal yang ia miliki untuk Kyuhyun, rasa cinta yang begitu besar dan dalam.

Ia melangkah gontai menuju ruangan yang ia sewa. Saat ia membuka pintu ada dua orang yang menyambutnya dengan senyum yang lebar.

“Akhirnya eonni datang juga” ucap Eunji terdengar lega.

“Kau sudah pulang?” tanya Donghae yang datang berkunjung.

“Eonni, aku pergi dulu ne. Aku ada janji dengan temanku”

Eunji pergi begitu saja setelah mengambil mantel miliknya yang tergantung di sisi samping pintu tempatnya berdiri.

“Sebenarnya Eunji sudah mengusirku sedari tadi tapi aku belum ingin pulang sebelum bertemu denganmu” ucap Donghae dan tersenyum lebar.

Haneul kembali teringat curhatan Eunbin mengenai sikap Donghae yang dingin dan menyebalkan. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan Donghae bersikap seperti itu.

“Oppa sudah makan siang?” ucap Haneul sambil meletakkan tas selempangnya dan ikut duduk di samping Donghae.

“Apa kau ingin memasakkan sesuatu untukku? Sayang sekali aku sudah makan siang. Tapi kau bisa memasak makan malam untukku. Aku dengan senang hati akan menghabiskan makanannya”

“dr. Lee, kami hanya memiliki sedikit persediaan makanan dan kau ingin menghabiskan semuanya? Astaga..” canda Haneul. Ia bersyukur karena Donghae datang, setidaknya ia bisa sedikit terhibur karena tingkah namja yang kekanakkan itu.

“Baiklah kalau begitu, bagaimana kalau kau menjadi chef ku? Aku akan membeli semua bahan makanan lalu kau yang memasaknya, kurasa bukan ide yang buruk” ucap Donghae dengan penuh semangat.

“Semua idemu selalu menguntungkan satu pihak saja”

Donghae mengambil remote TV dan menyalakannya. TV yang berukuran kecil itu menayangkan sebuah kartun vampire. Ia teringat akan pesan anak taman kanak-kanak yang disampaikan oleh Eunbin. Air muka Donghae berubah menjadi serius.

“Haneul-ah”

“Waeyo?”

“Apa aku terlihat seperti seorang vampire?”

Haneul tahu arah pembicaraan Donghae. Eunbin telah bercerita secara detail padanya bahkan setiap rinci sikap Donghae saat di taman kanak-kanak.

“Mulailah dengan sebuah senyuman kecil untuk mereka oppa. Lambat naun kau tidak akan menyadari kalau kau tengah tersenyum lebar bahkan tertawa bersama mereka. Bersikaplah lebih hangat”

Donghae menatap Haneul. Kata-kata gadis itu selalu membuat dirinya menjadi lebih baik. Ia sangat merasa nyaman berada di sekitar Haneul.

“Terimakasih Haneul-ah, kau selalu memiliki kata-kata yang menguatkanku”

Haneul tersenyum lembut namun wajah Donghae berubah menjadi penuh tanda tanya.

“Bagaimana kau bisa mengetahui apa yang kupikirkan? Apa kau keturunann seorang cenayang?” tanya Donghae heran karena ia belum menyinggung mengenai anak-anak.


“Aniya. Eunbin sudah menceritakan banyak hal padaku oppa”

“Mwo??!! Kau mengenal dokter yang memiliki mulut pedas itu?” tanya Donghae tak percaya.

“Ya kami sudah akrab, dia bahkan memanggilku dengan sebutan ‘eonni’ dia gadis yang lucu”

“Lucu? Sepertinya selain bermulut pedas, dia juga suka membual” Donghae tidak terima Haneul membela dokter itu.

“Aniya. Dia gadis yang ramah dan baik hati”

***
Seorang pria berdiri dengan angkuh. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana. Setelan jas yang pas di tubuh atletisnya menambah kesan manly yang menguar dari dalam dirinya.

Namun kedua mata elang itu tak mampu menyembunyikan rasa perih yang tertahan di dalam hati. Mata tajam itu terlihat sayu dan tak beraura. Ia hanya melihat kobaran api di hadapannya dengan diam seribu bahasa.

Hari ini Kyuhyun sudah memutuskan untuk melupakan masa lalunya. Satu persatu foto, album dan barang-barang kenangan bersama Haneul berubah menjadi abu. Salah satu langkah yang ia gunakan untuk mulai melupakan Haneul. Dan selanjutnya ia akan segera mengambi langkah besar untuk menghapus Haneul dari hidupnya.

Ahra mencari-cari keberadaan Kyuhyun dan menemukan sang adik berdiri membelakanginya di taman. Ia berjalan mendekat dengan hati-hati. Ia tidak tega jika harus melihat wajah Kyuhyun yang menderita.

“Kyu, appa dan eomma sudah menunggumu di depan” ucap Ahra dengan suara lembut.

Kyuhyun menghela nafas dan berbalik menatap kakaknya.

“Gomawo noona, doakan adikmu ini”

Kyuhyun tersenyum pada Ahra dan berjalan meninggalkan kakak perempuannya itu.

‘Aku selalu mendoakanmu Kyu, apapun keputusanmu’ balas Ahra dalam hati. Ia merasa sedih karena Kyuhyun. Ia akan mengambil keputusan besar namun ia melihat senyum Kyuhyun yang terkesan dipaksakan.

***
Malam ini kesan brutal dan kekanak-kanakan Eunbin seakan menguap begitu saja. Gadis itu terlihat bak seorang putri dalam dongeng modern dengan mini dress berwarna soft pink yang ia kenakan. Surai hitam legam nan panjang ia tata ke atas hingga menampakkan leher jenjang dan wajah mungilnya. Sebuah bandana berwarna putih tulang menambah kesan manis dalam aura keanggunan dalam dirinya.

Eunbin bersama ayah dan ibunya tengah berada di sebuah restoran di daerah Hannam-dong. Tak lama kemudian orang-orang yang mereka tunggu telah memasuki ruangan private itu. Mereka pun saling sapa satu sama lain.

“Aigoo, uri Eun-nie terlihat sangat cantik seperti seorang putri dalam dongeng” komentar nyonya Cho membuat wajah putih Eunbin merona. Entah kenapa ia merasa malu karena ia dipuji seperti itu di depan hadapan Kyuhyun.

“Omo, Kyuhyun juga terlihat tampan seperti pangeran” Tuan Kang tak mau kalah turut memberikan pujian untuk Kyuhyun.

Sementara itu Kyuhyun menatap Eunbin dengan tatapan yang sulit diartikan. Eunbin yang merasa diperhatikan turut menatap namja itu. Namun hal itu tak berlangsung lama karena pipinya terasa memanas. Baiklah ia merasa malu.

Acara makan malam kedua keluarga itu berlangsung seperti biasa. Hingga tuan Cho menampakkan wajah seriusnya setelah semua candaan yang ia lontarkan.

“Kang Seung Hwan, maksud dari undangan malam ini yang sebenarnya adalah-”

Tuan Cho mengambil jeda sebelum pria itu melanjutkan ucapannya.

“Putraku, Cho Kyuhyun ingin meminang putrimu. Kang Eunbin”

Tuan Kang nampak terkejut namun sedetik kemudian ia mulai menampakkan senyumannya. Namun berbeda dengan Eunbin yang masih terkejut dengan apa yang dikatakan Tuan Cho. Ia bahkan tak mampu berkata apa-apa. Ini terlalu tiba-tiba dan ini benar-benar diluar fantasi terliarnya.

“Aku tidak merasa keberatan. Putri kecilku sudah dewasa dan aku akan membiarkan dia yang memberikan jawaban” ucap Tuan Kang.

Tuan Kang menatap Eunbin dan menggenggam jemari kecil putri semata wayangnya. Eunbin menatap ayahnya seolah memberikan isyarat untuk meminta bantuan. Namun ayahnya tak bergeming. Semua keputusan berada di tangan Eunbin.

‘Ya Tuhan! Bagaimana ini? Ini semua terlalu mendadak! Apa yang harus kukatakan? Oh ayolah pikirkan sesuatu!!’ debat Eunbin di dalam hati.

“Bagaimana Eunbin-ah? Apakah kau menerimaku?”

Pertanyaan Kyuhyun semakin membuat kepalanya sakit. Ini bahkan lebih rumit daripada menangani pasien di rumah sakit!

“A-aku, aku…”

To be continued~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar