Tittle
: You are my love Part 8
Genre
: Romance, happy,
little sad.
Length
: Series
Rated : 15+
Cast :
Rated : 15+
Cast :
Cho
Kyuhyun, Kang Eunbin, Kim Haneul, Kang Eunrim, Lee Donghae.
Support cast : Nam
Raemi, Shim Changmin.
Author : Wulandari
Twitter : @wulan_cho
All parts are
author POV
Eunbin
menatap ponsel yang kini ada di genggaman tangannya. Tatapan Eunbin kini
layaknya seorang anak yang baru saja kehilangan boneka kesayangannya. Kesal dan
sesal.
‘Kumohon oppa.
Berbahagialah dengan Haneul eonni. Aku hanyalah seorang anak kecil dimatamu
sampai kapanpun. Bukankah begitu?’
Eunbin
meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia merebahkan tubuhnya dan menarik selimut
untuk menutupi dirinya. Ia lelah dengan semua hal yang telah ia lalui.
***
Pagi
ini Eunbin terlihat lebih segar dari biasanya. Ia mengenakan celana jeans hitam
dan sweater berwarna merah muda. Hari ini Eunbin mengikat surainya nan panjang
seperti ekor kuda. Tak lupa sepatu sneakers putih ia pasangkan di kedua kakinya
nan jenjang.
Eunrim
tiba-tiba masuk ke dalam kamar Eunbin saat gadis itu hendak ke luar. Melihat
adiknya telah rapi sepagi ini, Eunrim memiliki spekulasinya sendiri.
“Wah
wah, sepertinya adikku yang cantik ini akan berkencan dengan mantan kakak
kelasnya” goda Eunrim.
“Mwoya
eonni. Aku tidak berkencan. Changmin oppa mengajakku ke taman hiburan hari ini,
hehe” jawab Eunbin dengan raut wajah riang.
“Itu
namanya berkencan, bodoh”
“Aniya.
Ah sudahlah eonni. Aku pergi dulu. Annyeong!” pamit Eunbin dan melenggang
pergi.
Eunbin
berjalan ke luar rumah untuk menunggu kedatangan Changmin namun langkahnya
terhenti di depan teras saat seorang namja menghalangi langkahnya.
“Eo..
Kyuhyun oppa” ucap Eunbin lirih hampir tak terdengar.
Kyuhyun
yang melihat Eunbin telah berpakaian rapi terlihat sedikit terkejut dan murung.
Ia bisa menyimpulkan kalau Eunbin akan pergi.
“Em.
Apa kau akan pergi?”
“Ya”
“Em..”
Percakapan
antara Kyuhyun dan Eunbin yang biasanya sangat ramai terlihat kikuk. Entah
kenapa Kyuhyun merasa canggung untuk berbicara pada Eunbin. Begitu pula sebaliknya.
“Aa..
oppa pasti mencari Eunrim eonni. Eonni ada di dalam. Masuklah oppa” ucap Eunbin
mencoba mencairkan suasana.
“Ani.
Aku tidak mencari Eunrim. Aku-”
“Eunbin-ah”
Ucapan
Kyuhyun mendapat interupsi dari Changmin yang baru saja datang. Ia menghampiri
Eunbin dan Kyuhyun.
Changmin
membungkuk pada Kyuhyun untuk memberikan salam sementara Kyuhyun menampakkan
wajah yang rumit untuk dimengerti.
“Annyeonghaseo”
sapa Changmin pada Kyuhyun. namun yang disapa justru tak ada reaksi. Melihat
Changmin dengan tatapan datar.
“Kau
sudah siap Eunbin-ah?” tanya Changmin yang beralih menatap Eunbin.
“Tentu
saja oppa. Kajja!” jawab Eunbin disertai anggukan semangatnya.
“Oppa
masuklah, eonni ada di dalam” ucap Eunbin pada Kyuhyun sebelum pergi bersama
Changmin.
Tanpa
diduga Changmin menggenggam telapak tangan Eunbin lagi menuju mobil. Sepertinya
namja itu memiliki kebiasaan untuk menggenggam tangan orang lain.
Kyuhyun
mengetahui hal itu. Terukir jelas raut tidak suka dan kekesalan di wajah. Warna
kulit wajahnya memerah tanpa ia sadari.
Kyuhyun
terdiam cukup lama hingga tanpa ia sadari mobil Changmin telah membawa Eunbin
pergi menjauh.
Namja
itu tidak sadar kalau Eunrim memperhatikan gerak gerik Kyuhyun sedari tadi di
balik jendela rumahnya. Gadis itu menyaksikan bagaimana ragam ekspresi yang
Kyuhyun tampakkan pagi ini. Eunrim menggeleng kepalanya lelah.
“Mereka
rumit sekali” gumam Eunrim dengan suara rendah.
***
Wahana
demi wahana telah dinaiki satu per satu oleh Changmin dan Eunbin. Terkadang
Changmin hanya menunggu Eunbin tatkala namja itu telah kehabisan energi. Ia
heran darimana Eunbin mendapatkan kekuatan untuk merasakan wahana di taman
bermain bahkan yang ekstrim dan menakutkan.
“Oppa.
Ayo kita beli jus. Tenggorokanku kering dan aku juga sudah sangat lapar” keluh
Eunbin saat ia baru saja turun dari drop zone. Wahana yang akan mengangkat
tubuh seseorang tinggi lalu menghempaskannya ke bawah.
“Arraseo.
Wajahmu sudah mirip orang yang sudah lima tahun tidak diberi makan” ejek
Changmin.
“Eiyyy”
keluh Eunbin.
Changmin
dan Eunbin memasuki salah satu restoran yang ada disana. Mereka memesan
beberapa porsi makanan dan minuman. Changmin dan Eunbin nampak berbincang
dengan santai sembari menunggu pesanan mereka.
“Kau
akan melanjutkan kuliah dimana Eunbin-ah?” tanya Changmin mengubah topik
obrolan menjadi lebih serius.
Eunbin
terlihat lesu setelah pertanyaan yang dilontarkan oleh Changmin.
“Itulah
yang aku bingungkan oppa. Dulu aku ingin sekali melanjutkan ke Sunkyungkwan,
geundae..”
Eunbin
terdiam dan tersenyum pahit. Gadis itu tak ingin lagi berada satu area dengan
seseorang. Cho Kyuhyun.
“Aku
tidak ingin satu kampus dengan Eunrim eonni, haha” dusta Eunbin.
“Apa
kau tidak memiliki keinginan untuk kuliah di luar negeri?”
Pertanyaan
Changmin kali ini membuat Eunbin merasa konyol.
“Haha,
aku tidak yakin oppa. Nilaiku tidaklah sebagus itu. Lagipula bahasa asing yang
ku kuasai hanya bahasa Perancis saja” keluh Eunbin.
“Kenapa
tidak? Tidak ada salahnya untuk mencoba. Lagipula belajar bahasa Inggris lebih
mudah daripada bahasa Perancis”
“Apa
kau ingin mencoba untuk ikut tes di universitasku Eunbin-ah?”
“Mwo?
Maksud oppa Universitas Sydney? Australia? Oppa itu jauh sekali”
“Kenapa
tidak? Ada aku disana. Kau tenang saja. Sebenarnya aku harus kembali ke
Australia empat hari lagi. jika kau mau mencoba tesnya, kau bisa kesana
bersamaku”
Ucapan
Changmin kali ini membuat Eunbin terlihat kecewa. Itu berarti sebentar lagi
Changmin akan meninggalkannya? Lagi?
“Secepat
itukah oppa?”
“Ya,
begitulah. Aku pulang untuk menghadiri pernikahan kakakku.”
“Bagaimana
tawaranku tadi? Aku pasti akan membantumu saat berkuliah disana. Kau tenang
saja Eunbin-ah” lanjut Changmin dengan semangat yang membara.
Eunbin
terlihat bimbang. Tanpa ia pungkiri, ia memang sedikit tergiyur dengan ucapan
tawaran Changmin.
“Emm..
beri aku waktu oppa. Aku akan meminta pendapat eomma dan appa terlebih dahulu.
Besok malam aku akan menghubungimu”
“Baiklah.
Bagaimana jika besok malam aku ke rumahmu?” ucap Changmin meminta ijin.
“Arraseo”
jawab Eunbin mantap.
“Deal?”
“Deal.”
***
Suasana
makan malam di kediaman Tuan Kang nampak ramai karena malam ini Donghae turut serta.
Bagi Tuan dan Nyonya Kang yang mendukung hubungan Eunrim dan Donghae sudah
menganggap namja kelahiran Mokpo itu layaknya putra kandung mereka sendiri.
“Donghae-ya,
apa kau akan meneruskan perusahaan ayahmu setelah lulus kuliah?” tanya Tuan
Kang saat mereka telah bersantai sembari menyaksikan tayangan di televisi.
“Ne
aboenim. Karena Donghwa hyung bekerja di luar negeri, aku diberi amanah untuk
menjalankan perusahaan. Tapi aku ingin belajar dari bawah abeonim” terang
Donghae pada ayah Eunrim dan Eunbin.
“Maksudmu
kau ingin menjadi pegawai terlebih dahulu?” tanya Nyonya Kang.
“Ne
eommonim. Semua harus diawali dengan nol”
“Aigoo.
Kau mengambil langkah yang baik Donghae-ya. Bangunan yang kokoh membutuhkan
pondasi yang kuat”
“Ommo.
Perkataan eomma bijak sekali” ucap Eunrim menyela.
“Eomma..
appa” panggil Eunbin kepada kedua orang
tuanya.
Eunbin
yang sedari tadi mengumpulkan keberanian untuk berbicara mengenai tawaran
Changmin akhirnya mengeluarkan suara.
“Ada
apa Eunbin-ah?” tanya Tuan Kang.
“Wae
geurae uri nari?” imbuh Nyonya Kang.
“Aku
ingin menyampaikan sesuatu” ucap Eunbin ragu.
“Kau
ini kenapa eoh? Apa kau ingin menikah setelah lulus SMA?” goda Eunrim.
“Aiish..
eonni diamlah” protes Eunbin dan melanjutkan ucapannya untuk Tuan dan Nyonya Kang.
“Eomma..
appa.. ini mengenai universitas yang akan aku coba”
“Apa
kau sudah menentukan pilihanmu Eun-nie?” tanya Nyonya Kang penuh semangat.
“Yeobo.
Biarkan dia menyelesaikan perkataannya” ucap Tuan Kang.
“Kalian
pasti sudah mengenal Changmin oppa. Dia kuliah di Universitas Sydney. Emm..
kemarin Changmin oppa memberiku tawaran untuk kuliah disana. Tapi Changmin oppa
akan kembali ke Australia tiga hari lagi dan jika aku ingin mencoba tesnya aku
harus ikut bersamanya. Apa-”
“Tentu
saja. Kau boleh ikut Changmin. Pilihlah universitas yang kau sukai nak” ucap
Tuan Kang dan tertawa bahagia.
“Geuromnyo.
Kami sangat mendukungmu chagiya” tambah Nyonya Kang tak kalah senangnya.
“Wahwah
adikku akan pergi jauh” ucap Eunrim.
“Percaya
dirilah Eunbin-ah. Kau pasti diterima disana” ucap Donghae memberi semangat.
‘Ige mwoya? Aku
mengumpulkan keberanian hingga tak bisa tidur dan makan dengan tenang. Dan
ekspresi apa ini? Seolah-olah aku hanya meminta ijin untuk pergi ke pasar?
Jinjja!’
ucap Eunbin dalam hati.
Tak
lama kemudian bel berbunyi. Eunbin membukakan pintu dan ternyata Changminlah
yang datang.
Namja
itu ikut bergabung di ruang santai untuk memberikan salam. Keluarga Eunbin
nampak menyambut hangat kehadiran Changmin.
“Annyeonghaseo”
sapa Changmin sopan.
“Kau
datang Changmin-ah” sapa Tuan Kang.
“Ah
cham. Perkenalkan, dia adalah calon menantu kami Changmin-ah” ucap Nyonya Kang
memperkenalkan Donghae pada Changmin. Alhasil perbuatan Nyonya Kang membuat
Eunrim tersipu malu.
“Ne.
Annyeonghaseo hyung. Shim Changmin imnida. Bangapseumnida”
“Ne.
Lee Donghae imnida”
Setelah
beberapa menit mereka berbincang. Tuan Kang pamit untuk ke kamar karena ia
merasa telah mengantuk dan diikuti oleh Nyonya Kang. Padahal waktu baru
menunjukkan pukul 9 malam. Donghae juga pamit untuk pulang sementara Eunrim
kembali ke kamarnya. Kini hanya tersisa Eunbin dan Changmin.
“Bagaimana
Eunbin-ah? Apa orangtuamu mengijinkannya?” tanya Changmin to the point.
Eunbin
menunduk lesu saat mendengar pertanyaan Changmin.
“Waeyo?”
tanya Changmin penasaran.
“Mianhaeyo
oppa” ucap Eunbin sedih.
“Jadi
mereka tidak memberimu ijin?” tanya Changmin dengan nada tak kalah lesu.
“Mianhaeyo.
Aku harus merepotkanmu karena aku akan ikut terbang bersamamu” ucap Eunbin.
Gadis
itu tertawa terbahak-bahak karena bisa mengerjai Changmin.
Namun
Changmin yang mendengar pernyataan Eunbin tidak merasa marah maupun kesal.
Namja itu justru ikut tertawa karena merasa senang dan lega. Reaksi Changmin
membuat Eunbin berhenti tertawa dan melirik Changmin.
“Oppa.
Kau aneh sekali. Seharusnya kau marah padaku karena aku mengerjaimu” protes
Eunbin.
Changmin
berhenti tertawa. Ia berdehem namun tak berbicara sepatah katapun. Changmin
lebih memilih diam dan menatap Eunbin dengan penuh arti. Senyuman namja itu
mengembang. Ia berharap Eunbin mampu mengartikan senyuman yang ia berikan.
To
be continued~

Tidak ada komentar:
Posting Komentar