Kamis, 11 Februari 2016

You are my love Part 8



Genre : Romance, happy, little sad.
Length : Series
Rated : 15+
Cast :
Cho Kyuhyun, Kang Eunbin, Kim Haneul, Kang Eunrim, Lee Donghae.
Support cast : Nam Raemi, Shim Changmin.
Author : Wulandari
Twitter : @wulan_cho

All parts are author POV

Eunbin menatap ponsel yang kini ada di genggaman tangannya. Tatapan Eunbin kini layaknya seorang anak yang baru saja kehilangan boneka kesayangannya. Kesal dan sesal.

‘Kumohon oppa. Berbahagialah dengan Haneul eonni. Aku hanyalah seorang anak kecil dimatamu sampai kapanpun. Bukankah begitu?’

Eunbin meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia merebahkan tubuhnya dan menarik selimut untuk menutupi dirinya. Ia lelah dengan semua hal yang telah ia lalui.


***
Pagi ini Eunbin terlihat lebih segar dari biasanya. Ia mengenakan celana jeans hitam dan sweater berwarna merah muda. Hari ini Eunbin mengikat surainya nan panjang seperti ekor kuda. Tak lupa sepatu sneakers putih ia pasangkan di kedua kakinya nan jenjang.

Eunrim tiba-tiba masuk ke dalam kamar Eunbin saat gadis itu hendak ke luar. Melihat adiknya telah rapi sepagi ini, Eunrim memiliki spekulasinya sendiri.

“Wah wah, sepertinya adikku yang cantik ini akan berkencan dengan mantan kakak kelasnya” goda Eunrim.

“Mwoya eonni. Aku tidak berkencan. Changmin oppa mengajakku ke taman hiburan hari ini, hehe” jawab Eunbin dengan raut wajah riang.

“Itu namanya berkencan, bodoh”

“Aniya. Ah sudahlah eonni. Aku pergi dulu. Annyeong!” pamit Eunbin dan melenggang pergi.

Eunbin berjalan ke luar rumah untuk menunggu kedatangan Changmin namun langkahnya terhenti di depan teras saat seorang namja menghalangi langkahnya.

“Eo.. Kyuhyun oppa” ucap Eunbin lirih hampir tak terdengar.

Kyuhyun yang melihat Eunbin telah berpakaian rapi terlihat sedikit terkejut dan murung. Ia bisa menyimpulkan kalau Eunbin akan pergi.

“Em. Apa kau akan pergi?”

“Ya”

“Em..”

Percakapan antara Kyuhyun dan Eunbin yang biasanya sangat ramai terlihat kikuk. Entah kenapa Kyuhyun merasa canggung untuk berbicara pada Eunbin. Begitu pula sebaliknya.

“Aa.. oppa pasti mencari Eunrim eonni. Eonni ada di dalam. Masuklah oppa” ucap Eunbin mencoba mencairkan suasana.

“Ani. Aku tidak mencari Eunrim. Aku-”

“Eunbin-ah”

Ucapan Kyuhyun mendapat interupsi dari Changmin yang baru saja datang. Ia menghampiri Eunbin dan Kyuhyun.

Changmin membungkuk pada Kyuhyun untuk memberikan salam sementara Kyuhyun menampakkan wajah yang rumit untuk dimengerti.

“Annyeonghaseo” sapa Changmin pada Kyuhyun. namun yang disapa justru tak ada reaksi. Melihat Changmin dengan tatapan datar.

“Kau sudah siap Eunbin-ah?” tanya Changmin yang beralih menatap Eunbin.

“Tentu saja oppa. Kajja!” jawab Eunbin disertai anggukan semangatnya.

“Oppa masuklah, eonni ada di dalam” ucap Eunbin pada Kyuhyun sebelum pergi bersama Changmin.

Tanpa diduga Changmin menggenggam telapak tangan Eunbin lagi menuju mobil. Sepertinya namja itu memiliki kebiasaan untuk menggenggam tangan orang lain.

Kyuhyun mengetahui hal itu. Terukir jelas raut tidak suka dan kekesalan di wajah. Warna kulit wajahnya memerah tanpa ia sadari.

Kyuhyun terdiam cukup lama hingga tanpa ia sadari mobil Changmin telah membawa Eunbin pergi menjauh.

Namja itu tidak sadar kalau Eunrim memperhatikan gerak gerik Kyuhyun sedari tadi di balik jendela rumahnya. Gadis itu menyaksikan bagaimana ragam ekspresi yang Kyuhyun tampakkan pagi ini. Eunrim menggeleng kepalanya lelah.

“Mereka rumit sekali” gumam Eunrim dengan suara rendah.

***
Wahana demi wahana telah dinaiki satu per satu oleh Changmin dan Eunbin. Terkadang Changmin hanya menunggu Eunbin tatkala namja itu telah kehabisan energi. Ia heran darimana Eunbin mendapatkan kekuatan untuk merasakan wahana di taman bermain bahkan yang ekstrim dan menakutkan.

“Oppa. Ayo kita beli jus. Tenggorokanku kering dan aku juga sudah sangat lapar” keluh Eunbin saat ia baru saja turun dari drop zone. Wahana yang akan mengangkat tubuh seseorang tinggi lalu menghempaskannya ke bawah.

“Arraseo. Wajahmu sudah mirip orang yang sudah lima tahun tidak diberi makan” ejek Changmin.

“Eiyyy” keluh Eunbin.

Changmin dan Eunbin memasuki salah satu restoran yang ada disana. Mereka memesan beberapa porsi makanan dan minuman. Changmin dan Eunbin nampak berbincang dengan santai sembari menunggu pesanan mereka.

“Kau akan melanjutkan kuliah dimana Eunbin-ah?” tanya Changmin mengubah topik obrolan menjadi lebih serius.

Eunbin terlihat lesu setelah pertanyaan yang dilontarkan oleh Changmin.

“Itulah yang aku bingungkan oppa. Dulu aku ingin sekali melanjutkan ke Sunkyungkwan, geundae..”

Eunbin terdiam dan tersenyum pahit. Gadis itu tak ingin lagi berada satu area dengan seseorang. Cho Kyuhyun.

“Aku tidak ingin satu kampus dengan Eunrim eonni, haha” dusta Eunbin.

“Apa kau tidak memiliki keinginan untuk kuliah di luar negeri?”

Pertanyaan Changmin kali ini membuat Eunbin merasa konyol.

“Haha, aku tidak yakin oppa. Nilaiku tidaklah sebagus itu. Lagipula bahasa asing yang ku kuasai hanya bahasa Perancis saja” keluh Eunbin.

“Kenapa tidak? Tidak ada salahnya untuk mencoba. Lagipula belajar bahasa Inggris lebih mudah daripada bahasa Perancis”

“Apa kau ingin mencoba untuk ikut tes di universitasku Eunbin-ah?”

“Mwo? Maksud oppa Universitas Sydney? Australia? Oppa itu jauh sekali”

“Kenapa tidak? Ada aku disana. Kau tenang saja. Sebenarnya aku harus kembali ke Australia empat hari lagi. jika kau mau mencoba tesnya, kau bisa kesana bersamaku”

Ucapan Changmin kali ini membuat Eunbin terlihat kecewa. Itu berarti sebentar lagi Changmin akan meninggalkannya? Lagi?

“Secepat itukah oppa?”

“Ya, begitulah. Aku pulang untuk menghadiri pernikahan kakakku.”

“Bagaimana tawaranku tadi? Aku pasti akan membantumu saat berkuliah disana. Kau tenang saja Eunbin-ah” lanjut Changmin dengan semangat yang membara.

Eunbin terlihat bimbang. Tanpa ia pungkiri, ia memang sedikit tergiyur dengan ucapan tawaran Changmin.

“Emm.. beri aku waktu oppa. Aku akan meminta pendapat eomma dan appa terlebih dahulu. Besok malam aku akan menghubungimu”

“Baiklah. Bagaimana jika besok malam aku ke rumahmu?” ucap Changmin meminta ijin.

“Arraseo” jawab Eunbin mantap.

“Deal?”

“Deal.”

***
Suasana makan malam di kediaman Tuan Kang nampak ramai karena malam ini Donghae turut serta. Bagi Tuan dan Nyonya Kang yang mendukung hubungan Eunrim dan Donghae sudah menganggap namja kelahiran Mokpo itu layaknya putra kandung mereka sendiri.

“Donghae-ya, apa kau akan meneruskan perusahaan ayahmu setelah lulus kuliah?” tanya Tuan Kang saat mereka telah bersantai sembari menyaksikan tayangan di televisi.

“Ne aboenim. Karena Donghwa hyung bekerja di luar negeri, aku diberi amanah untuk menjalankan perusahaan. Tapi aku ingin belajar dari bawah abeonim” terang Donghae pada ayah Eunrim dan Eunbin.

“Maksudmu kau ingin menjadi pegawai terlebih dahulu?” tanya Nyonya Kang.

“Ne eommonim. Semua harus diawali dengan nol”

“Aigoo. Kau mengambil langkah yang baik Donghae-ya. Bangunan yang kokoh membutuhkan pondasi yang kuat”

“Ommo. Perkataan eomma bijak sekali” ucap Eunrim menyela.

“Eomma.. appa” panggil Eunbin kepada kedua  orang tuanya.

Eunbin yang sedari tadi mengumpulkan keberanian untuk berbicara mengenai tawaran Changmin akhirnya mengeluarkan suara.

“Ada apa Eunbin-ah?” tanya Tuan Kang.

“Wae geurae uri nari?” imbuh Nyonya Kang.

“Aku ingin menyampaikan sesuatu” ucap Eunbin ragu.

“Kau ini kenapa eoh? Apa kau ingin menikah setelah lulus SMA?” goda Eunrim.

“Aiish.. eonni diamlah” protes Eunbin dan melanjutkan ucapannya untuk Tuan dan Nyonya Kang.

“Eomma.. appa.. ini mengenai universitas yang akan aku coba”

“Apa kau sudah menentukan pilihanmu Eun-nie?” tanya Nyonya Kang penuh semangat.

“Yeobo. Biarkan dia menyelesaikan perkataannya” ucap Tuan Kang.

“Kalian pasti sudah mengenal Changmin oppa. Dia kuliah di Universitas Sydney. Emm.. kemarin Changmin oppa memberiku tawaran untuk kuliah disana. Tapi Changmin oppa akan kembali ke Australia tiga hari lagi dan jika aku ingin mencoba tesnya aku harus ikut bersamanya. Apa-”

“Tentu saja. Kau boleh ikut Changmin. Pilihlah universitas yang kau sukai nak” ucap Tuan Kang dan tertawa bahagia.

“Geuromnyo. Kami sangat mendukungmu chagiya” tambah Nyonya Kang tak kalah senangnya.

“Wahwah adikku akan pergi jauh” ucap Eunrim.

“Percaya dirilah Eunbin-ah. Kau pasti diterima disana” ucap Donghae memberi semangat.

‘Ige mwoya? Aku mengumpulkan keberanian hingga tak bisa tidur dan makan dengan tenang. Dan ekspresi apa ini? Seolah-olah aku hanya meminta ijin untuk pergi ke pasar? Jinjja!’ ucap Eunbin dalam hati.

Tak lama kemudian bel berbunyi. Eunbin membukakan pintu dan ternyata Changminlah yang datang.

Namja itu ikut bergabung di ruang santai untuk memberikan salam. Keluarga Eunbin nampak menyambut hangat kehadiran Changmin.

“Annyeonghaseo” sapa Changmin sopan.

“Kau datang Changmin-ah” sapa Tuan Kang.

“Ah cham. Perkenalkan, dia adalah calon menantu kami Changmin-ah” ucap Nyonya Kang memperkenalkan Donghae pada Changmin. Alhasil perbuatan Nyonya Kang membuat Eunrim tersipu malu.

“Ne. Annyeonghaseo hyung. Shim Changmin imnida. Bangapseumnida”

“Ne. Lee Donghae imnida”

Setelah beberapa menit mereka berbincang. Tuan Kang pamit untuk ke kamar karena ia merasa telah mengantuk dan diikuti oleh Nyonya Kang. Padahal waktu baru menunjukkan pukul 9 malam. Donghae juga pamit untuk pulang sementara Eunrim kembali ke kamarnya. Kini hanya tersisa Eunbin dan Changmin.

“Bagaimana Eunbin-ah? Apa orangtuamu mengijinkannya?” tanya Changmin to the point.

Eunbin menunduk lesu saat mendengar pertanyaan Changmin.

“Waeyo?” tanya Changmin penasaran.

“Mianhaeyo oppa” ucap Eunbin sedih.

“Jadi mereka tidak memberimu ijin?” tanya Changmin dengan nada tak kalah lesu.

“Mianhaeyo. Aku harus merepotkanmu karena aku akan ikut terbang bersamamu” ucap Eunbin.

Gadis itu tertawa terbahak-bahak karena bisa mengerjai Changmin.

Namun Changmin yang mendengar pernyataan Eunbin tidak merasa marah maupun kesal. Namja itu justru ikut tertawa karena merasa senang dan lega. Reaksi Changmin membuat Eunbin berhenti tertawa dan melirik Changmin.

“Oppa. Kau aneh sekali. Seharusnya kau marah padaku karena aku mengerjaimu” protes Eunbin.

Changmin berhenti tertawa. Ia berdehem namun tak berbicara sepatah katapun. Changmin lebih memilih diam dan menatap Eunbin dengan penuh arti. Senyuman namja itu mengembang. Ia berharap Eunbin mampu mengartikan senyuman yang ia berikan.

To be continued~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar