Tittle : You are my love Part 3
Genre : Romance, happy, little sad.
Length : Series
Rated : 15+
Cast :
Rated : 15+
Cast :
Cho
Kyuhyun, Kang Eunbin, Kim Haneul, Kang Eunrim, Lee Donghae.
Support
cast : Nam Raemi,
Author
: Wulandari
Twitter
: @wulan_cho
Facebook
: Wulan Darisayaolehsayauntuksaya
Disclaimer
: This is real my imagination, give me your responses and I will give you the
next part^^ thanks a lot :* I made this fanfiction for all of you, my beloved
readers J
All parts are
author POV
Suasana
Universitas Sungkyunkwan nampak ramai seperti biasanya, sebagian besar dipadati
oleh mahasiswa yang sibuk dengan buku-buku yang ada di tangan mereka dan
sebagian lagi hanya bersantai dengan kelompoknya.
Seorang
gadis berjalan dengan langkah lebih cepat dari biasanya, menuju gedung fakultas
hukum dan diekori oleh seorang sahabatnya.
“Haneul-ah..
bagaimana kalau wartawan menulis berita yang tidak-tidak tentangmu?” gerutu Raemi
saat langkah kakinya sudah menyamai Haneul.
“Wartawan
tidak akan masuk kesini setiap hari Raemi-ya” jawab Haneul ketus dan membuat
Raemi diam membisu.
Kyuhyun,
Donghae dan Eunrim yang terlihat tengah berdiskusi di dalam kelas terkejut
dengan kedatangan Haneul yang tidak biasanya.
“Oppa..
aku ingin bicara denganmu” ucap Haneul.
Dalam
hati Kyuhyun tersenyum puas namun ia tidak menunjukan itu diwajahnya. Hanya
ekspresi datar namun tidak dingin tertera jelas di wajah Kyuhyun.
Langkah pertama
: tetap tenang jika dia mulai menganggapmu ada, jangan menunjukkan ekspresi
yang berlebihan.
Paling tidak itu adalah salah satu dari sekian rencana Kyuhyun.
“Berbicaralah
Haneul-ah dan jangan lama-lama eoh, sebentar lagi Professor Cha datang” jawab
Kyuhyun dengan nada biasa tanpa dosa.
Haneul
menghela nafas sebelum mulai berbicara, sebenarnya ia ingin berbicara empat
mata namun sepertinya waktunya tidak cukup.
“Oppa..
kau kemarin bersama siapa?”
“Nan?
Eonje? Eoddi?” tanya Kyuhyun balik seolah-olah tidak memahami pertanyaan
kekasihnya itu.
“Light
Restaurant” jawab Haneul singkat.
“Ahh..
kemarin aku bersama adiknya Eunrim, Kang Eunbin”
“Arraseo,
kalau begitu aku pergi dulu oppa. Sampai jumpa”
Haneul
pergi begitu saja bersama Raemi meninggalkan Kyuhyun, Donghae dan Eunrim. Gadis
itu bahkan tidak menanyakan mengapa Kyuhyun bersama Eunbin.
“Yak..
Kyuhyun-ah kenapa kau sebahagia itu?” tanya Donghae karena Kyuhyun tersenyum
tidak jelas.
“Apa
kau tidak lihat? Sepertinya rencanaku berjalan dengan lancar. Aku harus
berterima kasih pada adiknya Eunrim”
Donghae
dan Eunrim hanya saling menatap satu sama lain. Sepertinya Kyuhyun benar-benar
haus akan perhatian dari Haneul. Bagaimana bisa dia merasa bahagia hanya karena
Haneul hanya menanyakan satu pertanyaan dalam waktu tidak sampai dua menit?
Benar-benar gila.
***
Malam
ini ada yang berbeda dari rumah Eunbin dan Eunrim. Pada malam minggu biasanya
hanya diisi oleh petikan gitar dari Eunrim dan nyanyian dari Nyonya Kang sertas
tepuk tangan Eunbin dan dr. Kang. Namun kebetulan malam ini pertemuan
istri-istri dokter Rumah Sakit Hankang diadakan di rumah dr. Kang.
Tak
hanya asisten rumah tangga yang sibuk, Donghae juga ikut membantu dalam
mempersiapkan semuanya. Bagaimana tidak? Sebenarnya dia ingin menjemput Eunrim
untuk berkencan namun ia membatalkannya dan lebih memilih untuk membantu calon
mertuanya.
“Eunbin-ah
siapkan kue-kue itu di meja”
“Eoh”
Eunrim
menatap adiknya karena seharian ini ia terlihat sangat murung. Donghae yang
baru saja dari ruang serba guna yang akan digunakan untuk pertemuan juga
menyadari suasana hati Eunbin yang buruk bahkan saat dia baru tiba di rumah itu.
“Honey..
ada apa dengan Eunbin?” tanya Donghae penasaran.
“Nado
molla oppa, sejak kemarin sore mukanya benar-benar masam”
“Mungkin
ada hubungannya dengan Kyuhyun”
“Selalu
ada kemungkinan”
Donghae
mengangguk dan melihat sekeliling dapur, saat ini hanya ada dia dan Eunrim. Ide
jahilnya pun muncul.
“Honey..
poppo” rengek Donghae seperti anak kecil.
“Jigeum?
Kau berani oppa?” tantang Eunrim dengan senyumnya yang mengejek.
“Tentu
saja”
Donghae
mendekati Eunrim sementara gadis itu hanya diam bersama smirknya. Di saat
Donghae sudah memiringkan kepalanya hendak mencapai bibir Eunrim terdengar
deheman yang begitu keras.
“Ehm
ehm.. sepertinya appa menggangu waktu kalian” ucap dr. Kang dan tertawa keras
disusul oleh Eunrim. Donghae menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk
mengurangi rasa gugup dan tersenyum dengan bodohnya. Eunrim yang sudah
menyadari kehadiran ayahnya terus tertawa karena berhasil mengerjai Donghae.
“Awas
kau honey.. aku pasti akan menghukummu” bisik Donghae pada Eunrim yang masih
saja tergelak bersama sang ayah.
Disisi
lain Eunbin yang tengah menyiapkan kue-kue di meja merasakan ponselnya
bergetar. Ia mengambil ponselnya yang ada disaku. Sebuah deretan nomor yang
tidak ia kenal menelfonnya. Ia pun keluar menuju pintu samping untuk
menjawabnya.
“yeoboseo?”
“yeoboseo. Na-ya”
Eunbin
menatap ponsel yang ada di genggamannya dengan raut muka tidak senang, ia pun
kembali meletakkan ponselnya di telinga.
“YAKKK!
KENAPA KAU BARU MENELFON SEKARANG?! ADA 200 SOAL YANG MENUNGGU!! AIS JINJJA!”
Eunbin
memekik dengan begitu keras hingga si penerima telfon ikut menjauhkan ponsel
dari telinganya, Cho Kyuhyun.
“Ya ya ya, kau
ingin aku tuli? Dasar anak kecil”
“….”
“Haha,
sepertinya sekarang kau sangat marah”
“….”
“Arraseo
arraseo, ayo kita kerjakan soal. Dua ratus soal pasti akan selesai dengan
cepat. Aku
akan ke rumahmu sekarang, otte?”
“Huh..
maldo andwae, di rumahku ada pertemuan dan akan ramai sekali”
“Eoh.. kalau
begitu kerjakan saja di apartemenku, ajak Eunrim untuk mengantarkanmu”
“Eonni
sedang membantu menyiapkan acara malam ini, dan aku tidak tahu alamatmu oppa”
“Apartemen Dokja
di dekat Sungai Han”
“Jinjja
oppa tega membiarkan seorang gadis sepertiku keluar malam sendirian? Shirreo!”
“Haha.. dasar
bayi, kalau begitu aku akan menjemputmu”
Tuut tuut tuut
Sambungan
telfon terputus sebelum Eunbin menjawabnya.
“Memang
aku sudah menyetujuinya? Benar-benar” gumam Eunbin namun senyum segera merekah
di wajahnya. Beban dua ratus soal matematika yang menbuat moodnya buruk
seharian ini seolah menguap begitu saja.
***
Kyuhyun
yang biasanya menghabiskan malam minggu bersama Haneul kini justru disibukkan
dengan deretan angka-angka bersama Eunbin. Mereka berdua mengerjakan soal di
depan televisi yang menyala namun Kyuhyun segera mematikannya karena perhatian
Eunbin terus saja tersita pada layar 31 inci itu.
“Oppa..
wae geurae? Aku pasti akan mengantuk kalau kau mematikannya” keluh Eunbin.
“Hei
bayi kecil, kau ini tidak niat mengerjakan PR mu eoh?”
“Nan
aegi aniya!!” pekik Eunbin tidak terima disebut bayi oleh Kyuhyun.
JDARR!!
“EOMMA!!
hiks hiks”
Tepat
setelah Eunbin melemparkan teriakannya, suara petir yang sangat keras muncul di
tengah hujan yang mengguyur. Gadis itu meringkuk melipat kedua kakinya dengan
jari-jarinya yang menutup kedua telinganya.
Kyuhyun
yang melihat Eunbin begitu takut pada petir merasa iba padanya. Seolah Eunbin
adalah benda paling rapuh, Kyuhyun membawa gadis itu ke dalam pelukannya.
Mencoba menenangkan Eunbin dengan mengelus punggungnya seperti yang ibunya
lakukan saat ia takut pada seekor cicak.
“Lihatlah..
kau menangis seperti seorang bayi. Padahal teriakanmu lebih keras daripada
suara petir”
JDARRR
Petir
menyambar lagi lebih keras membuat Eunbin tidak mempedulikan ejekan namja itu. Bahkan
tubuh Eunbin bergetar lebih kencang di dalam pelukan Kyuhyun. Airmata Eunbin
juga mulai membasahi kaos yang dikenakan Kyuhyun.
Kyuhyun
dan Eunbin masih betah pada posisi mereka hingga Kyuhyun menyadari kalau dia
menopang seluruh berat badan Eunbin. Ia melirik Eunbin dan ternyata benar,
gadis itu tertidur. Kyuhyunpun menidurkan Eunbin di sofanya. Ia merapikan anak
rambut yang menutupi keningnya memperhatikan wajah Eunbin dengan seksama. Kyuhyun menghapus sisa air mata yang mulai mengering
di pipi Eunbin. Namja itu pun menyadari ada sedikit darah di bibir cherry
Eunbin.
“Apa
yang membuatnya takut pada petir? Sampai-sampai menggigit bibirnya hingga
terluka” ucap Kyuhyun entah pada siapa.
Kedua
mata sayu milik Kyuhyun masih fokus pada bibir Eunbin, tanpa sadar ia
mencondongkan kepalanya.
Tiba-tiba
Kyuhyun menarik kembali kepalanya menjauh hingga punggungnya terantuk meja yang
berada di belakangnya. Kesadaran Kyuhyun kembali saat bibirnya hampir
menjangkau bibir Eunbin.
“Mwoya??
Apa yang kau lakukan Cho Kyuhyun!” Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya saat
bergumam pada dirinya sendiri. Ia melirik kertas yang ada di atas meja.
“Masih
ada lima puluh soal, lebih baik aku mengerjakannya saja. Benar-benar merepotkan”
Kyuhyun
justru menggerutu mencoba menenangkan pikirannya yang mulai tidak fokus.
**
Pagi
di Seoul hari ini lumayan cerah, meskipun masih tercium bau tanah yang basah
oleh guyuran hujan semalam.
Seorang
gadis nampak enggan untuk beranjak dari balik selimutnya yang hangat nan
nyaman. Setelah menggeliat kecil ia terbangun secara tiba-tiba karena terkejut
saat ini telah berada dikamarnya.
“Omo..
kenapa aku bisa disini? Semalam kan..”
Eunbin
tidak melanjutkan monolognya dan berlari menuju kamar sebelah. Kamar Eunrim.
Eunrim
juga masih nyaman di atas tempat tidurnya, mungkin ia lelah karena harus
membantu mempersiapkan acara ibunya semalam tanpa Eunbin.
“Eonni
eonni.. ireonaa” Eunbin menggoyang-goyang tubuh Eunrim, membuat gadis itu
sedikit membuka matanya.
“Kau
mengganggu saja. Ini hari minggu, kau tidak perlu ku antar kesekolah kan” keluh
Eunrim dengan suara yang tidak begitu jelas.
“Aku
tahu.. aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu”
“Mwo?”
“Bagaimana
semalam aku bisa sampai dirumah?”
“Semalam
Kyuhyun yang mengantarmu, kau tidur seperti orang mati saja. Dia menggendongmu
sampai kamar” jawab Eunrim dengan mata yang masih terpejam.
Eunbin
terbengong mendengar jawaban kakaknya. Benarkah Kyuhyun yang menggendongnya? Sepintas
ia ingat kalau Kyuhyun yang menenangkannya saat ia mendengar suara petir. Tapi
kenapa Kyuhyun tidak membangunkannya? Ternyata ada sisi baik yang Kyuhyun
sembunyikan darinya.
Eunbinpun
berjalan kembali menuju kamarnya. Ia mengambil ponsel yang ada di ransel dan
mengetik beberapa kata.
To : Kyuhyun
oppa
Oppa gomawo ne..
Kuharap
punggungmu tidak sakit karena menggendongku ^^
Ia
menekan tombol ‘send’ dan meletakkan ponselnya di nakas. Eunbinpun mengecek
setumpuk kertas yang berisi soal-soal matematika dari Jungsoo songsaengnim.
“Sudah
terjawab semua. Bukankah kemarin masih ada soal yang belum dikerjakan? Waah.. Kyuhyun
oppa jjang” ucap Eunbin sambil menatap puas pada pekerjaan Kyuhyun.
Cut~

Tidak ada komentar:
Posting Komentar