Kamis, 01 Januari 2015

You are my love Part 3



Genre : Romance, happy, little sad.
Length : Series
Rated : 15+
Cast :
Cho Kyuhyun, Kang Eunbin, Kim Haneul, Kang Eunrim, Lee Donghae.
Support cast : Nam Raemi,
Author : Wulandari
Twitter : @wulan_cho
Facebook : Wulan Darisayaolehsayauntuksaya
Disclaimer : This is real my imagination, give me your responses and I will give you the next part^^ thanks a lot :* I made this fanfiction for all of you, my beloved readers J

All parts are author POV

Suasana Universitas Sungkyunkwan nampak ramai seperti biasanya, sebagian besar dipadati oleh mahasiswa yang sibuk dengan buku-buku yang ada di tangan mereka dan sebagian lagi hanya bersantai dengan kelompoknya.
Seorang gadis berjalan dengan langkah lebih cepat dari biasanya, menuju gedung fakultas hukum dan diekori oleh seorang sahabatnya.


“Haneul-ah.. bagaimana kalau wartawan menulis berita yang tidak-tidak tentangmu?” gerutu Raemi saat langkah kakinya sudah menyamai Haneul.
“Wartawan tidak akan masuk kesini setiap hari Raemi-ya” jawab Haneul ketus dan membuat Raemi diam membisu.

Kyuhyun, Donghae dan Eunrim yang terlihat tengah berdiskusi di dalam kelas terkejut dengan kedatangan Haneul yang tidak biasanya.

“Oppa.. aku ingin bicara denganmu” ucap Haneul.

Dalam hati Kyuhyun tersenyum puas namun ia tidak menunjukan itu diwajahnya. Hanya ekspresi datar namun tidak dingin tertera jelas di wajah Kyuhyun.

Langkah pertama : tetap tenang jika dia mulai menganggapmu ada, jangan menunjukkan ekspresi yang berlebihan. Paling tidak itu adalah salah satu dari sekian rencana Kyuhyun.

“Berbicaralah Haneul-ah dan jangan lama-lama eoh, sebentar lagi Professor Cha datang” jawab Kyuhyun dengan nada biasa tanpa dosa.
Haneul menghela nafas sebelum mulai berbicara, sebenarnya ia ingin berbicara empat mata namun sepertinya waktunya tidak cukup.

“Oppa.. kau kemarin bersama siapa?”
“Nan? Eonje? Eoddi?” tanya Kyuhyun balik seolah-olah tidak memahami pertanyaan kekasihnya itu.
“Light Restaurant” jawab Haneul singkat.
“Ahh.. kemarin aku bersama adiknya Eunrim, Kang Eunbin”
“Arraseo, kalau begitu aku pergi dulu oppa. Sampai jumpa”

Haneul pergi begitu saja bersama Raemi meninggalkan Kyuhyun, Donghae dan Eunrim. Gadis itu bahkan tidak menanyakan mengapa Kyuhyun bersama Eunbin.

“Yak.. Kyuhyun-ah kenapa kau sebahagia itu?” tanya Donghae karena Kyuhyun tersenyum tidak jelas.
“Apa kau tidak lihat? Sepertinya rencanaku berjalan dengan lancar. Aku harus berterima kasih pada adiknya Eunrim”

Donghae dan Eunrim hanya saling menatap satu sama lain. Sepertinya Kyuhyun benar-benar haus akan perhatian dari Haneul. Bagaimana bisa dia merasa bahagia hanya karena Haneul hanya menanyakan satu pertanyaan dalam waktu tidak sampai dua menit? Benar-benar gila.

***
Malam ini ada yang berbeda dari rumah Eunbin dan Eunrim. Pada malam minggu biasanya hanya diisi oleh petikan gitar dari Eunrim dan nyanyian dari Nyonya Kang sertas tepuk tangan Eunbin dan dr. Kang. Namun kebetulan malam ini pertemuan istri-istri dokter Rumah Sakit Hankang diadakan di rumah dr. Kang.

Tak hanya asisten rumah tangga yang sibuk, Donghae juga ikut membantu dalam mempersiapkan semuanya. Bagaimana tidak? Sebenarnya dia ingin menjemput Eunrim untuk berkencan namun ia membatalkannya dan lebih memilih untuk membantu calon mertuanya.

“Eunbin-ah siapkan kue-kue itu di meja”
“Eoh”

Eunrim menatap adiknya karena seharian ini ia terlihat sangat murung. Donghae yang baru saja dari ruang serba guna yang akan digunakan untuk pertemuan juga menyadari suasana hati Eunbin yang buruk bahkan saat dia baru tiba di rumah itu.

“Honey.. ada apa dengan Eunbin?” tanya Donghae penasaran.
“Nado molla oppa, sejak kemarin sore mukanya benar-benar masam”
“Mungkin ada hubungannya dengan Kyuhyun”
“Selalu ada kemungkinan”

Donghae mengangguk dan melihat sekeliling dapur, saat ini hanya ada dia dan Eunrim. Ide jahilnya pun muncul.
“Honey.. poppo” rengek Donghae seperti anak kecil.
“Jigeum? Kau berani oppa?” tantang Eunrim dengan senyumnya yang mengejek.
“Tentu saja”

Donghae mendekati Eunrim sementara gadis itu hanya diam bersama smirknya. Di saat Donghae sudah memiringkan kepalanya hendak mencapai bibir Eunrim terdengar deheman yang begitu keras.

“Ehm ehm.. sepertinya appa menggangu waktu kalian” ucap dr. Kang dan tertawa keras disusul oleh Eunrim. Donghae menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk mengurangi rasa gugup dan tersenyum dengan bodohnya. Eunrim yang sudah menyadari kehadiran ayahnya terus tertawa karena berhasil mengerjai Donghae.

“Awas kau honey.. aku pasti akan menghukummu” bisik Donghae pada Eunrim yang masih saja tergelak bersama sang ayah.

Disisi lain Eunbin yang tengah menyiapkan kue-kue di meja merasakan ponselnya bergetar. Ia mengambil ponselnya yang ada disaku. Sebuah deretan nomor yang tidak ia kenal menelfonnya. Ia pun keluar menuju pintu samping untuk menjawabnya.

“yeoboseo?”
“yeoboseo. Na-ya”

Eunbin menatap ponsel yang ada di genggamannya dengan raut muka tidak senang, ia pun kembali meletakkan ponselnya di telinga.
“YAKKK! KENAPA KAU BARU MENELFON SEKARANG?! ADA 200 SOAL YANG MENUNGGU!! AIS JINJJA!”

Eunbin memekik dengan begitu keras hingga si penerima telfon ikut menjauhkan ponsel dari telinganya, Cho Kyuhyun.

“Ya ya ya, kau ingin aku tuli? Dasar anak kecil”
“….”
“Haha, sepertinya sekarang kau sangat marah”
“….”
“Arraseo arraseo, ayo kita kerjakan soal. Dua ratus soal pasti akan selesai dengan cepat. Aku akan ke rumahmu sekarang, otte?”
“Huh.. maldo andwae, di rumahku ada pertemuan dan akan ramai sekali”
“Eoh.. kalau begitu kerjakan saja di apartemenku, ajak Eunrim untuk mengantarkanmu”
“Eonni sedang membantu menyiapkan acara malam ini, dan aku tidak tahu alamatmu oppa”
“Apartemen Dokja di dekat Sungai Han”
“Jinjja oppa tega membiarkan seorang gadis sepertiku keluar malam sendirian? Shirreo!”
“Haha.. dasar bayi, kalau begitu aku akan menjemputmu”

Tuut tuut tuut
Sambungan telfon terputus sebelum Eunbin menjawabnya.
“Memang aku sudah menyetujuinya? Benar-benar” gumam Eunbin namun senyum segera merekah di wajahnya. Beban dua ratus soal matematika yang menbuat moodnya buruk seharian ini seolah menguap begitu saja.

***
Kyuhyun yang biasanya menghabiskan malam minggu bersama Haneul kini justru disibukkan dengan deretan angka-angka bersama Eunbin. Mereka berdua mengerjakan soal di depan televisi yang menyala namun Kyuhyun segera mematikannya karena perhatian Eunbin terus saja tersita pada layar 31 inci itu.

“Oppa.. wae geurae? Aku pasti akan mengantuk kalau kau mematikannya” keluh Eunbin.
“Hei bayi kecil, kau ini tidak niat mengerjakan PR mu eoh?”
“Nan aegi aniya!!” pekik Eunbin tidak terima disebut bayi oleh Kyuhyun.

JDARR!!
“EOMMA!! hiks hiks”
Tepat setelah Eunbin melemparkan teriakannya, suara petir yang sangat keras muncul di tengah hujan yang mengguyur. Gadis itu meringkuk melipat kedua kakinya dengan jari-jarinya yang menutup kedua telinganya.

Kyuhyun yang melihat Eunbin begitu takut pada petir merasa iba padanya. Seolah Eunbin adalah benda paling rapuh, Kyuhyun membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Mencoba menenangkan Eunbin dengan mengelus punggungnya seperti yang ibunya lakukan saat ia takut pada seekor cicak.

“Lihatlah.. kau menangis seperti seorang bayi. Padahal teriakanmu lebih keras daripada suara petir”

JDARRR
Petir menyambar lagi lebih keras membuat Eunbin tidak mempedulikan ejekan namja itu. Bahkan tubuh Eunbin bergetar lebih kencang di dalam pelukan Kyuhyun. Airmata Eunbin juga mulai membasahi kaos yang dikenakan Kyuhyun.

Kyuhyun dan Eunbin masih betah pada posisi mereka hingga Kyuhyun menyadari kalau dia menopang seluruh berat badan Eunbin. Ia melirik Eunbin dan ternyata benar, gadis itu tertidur. Kyuhyunpun menidurkan Eunbin di sofanya. Ia merapikan anak rambut yang menutupi keningnya memperhatikan wajah Eunbin dengan seksama. Kyuhyun  menghapus sisa air mata yang mulai mengering di pipi Eunbin. Namja itu pun menyadari ada sedikit darah di bibir cherry Eunbin.

“Apa yang membuatnya takut pada petir? Sampai-sampai menggigit bibirnya hingga terluka” ucap Kyuhyun entah pada siapa.
Kedua mata sayu milik Kyuhyun masih fokus pada bibir Eunbin, tanpa sadar ia mencondongkan kepalanya.
Tiba-tiba Kyuhyun menarik kembali kepalanya menjauh hingga punggungnya terantuk meja yang berada di belakangnya. Kesadaran Kyuhyun kembali saat bibirnya hampir menjangkau bibir Eunbin.

“Mwoya?? Apa yang kau lakukan Cho Kyuhyun!” Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya saat bergumam pada dirinya sendiri. Ia melirik kertas yang ada di atas meja.
“Masih ada lima puluh soal, lebih baik aku mengerjakannya saja. Benar-benar merepotkan”
Kyuhyun justru menggerutu mencoba menenangkan pikirannya yang mulai tidak fokus.

**
Pagi di Seoul hari ini lumayan cerah, meskipun masih tercium bau tanah yang basah oleh guyuran hujan semalam.
Seorang gadis nampak enggan untuk beranjak dari balik selimutnya yang hangat nan nyaman. Setelah menggeliat kecil ia terbangun secara tiba-tiba karena terkejut saat ini telah berada dikamarnya.

“Omo.. kenapa aku bisa disini? Semalam kan..”

Eunbin tidak melanjutkan monolognya dan berlari menuju kamar sebelah. Kamar Eunrim.
Eunrim juga masih nyaman di atas tempat tidurnya, mungkin ia lelah karena harus membantu mempersiapkan acara ibunya semalam tanpa Eunbin.

“Eonni eonni.. ireonaa” Eunbin menggoyang-goyang tubuh Eunrim, membuat gadis itu sedikit membuka matanya.

“Kau mengganggu saja. Ini hari minggu, kau tidak perlu ku antar kesekolah kan” keluh Eunrim dengan suara yang tidak begitu jelas.
“Aku tahu.. aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu”
“Mwo?”
“Bagaimana semalam aku bisa sampai dirumah?”
“Semalam Kyuhyun yang mengantarmu, kau tidur seperti orang mati saja. Dia menggendongmu sampai kamar” jawab Eunrim dengan mata yang masih terpejam.

Eunbin terbengong mendengar jawaban kakaknya. Benarkah Kyuhyun yang menggendongnya? Sepintas ia ingat kalau Kyuhyun yang menenangkannya saat ia mendengar suara petir. Tapi kenapa Kyuhyun tidak membangunkannya? Ternyata ada sisi baik yang Kyuhyun sembunyikan darinya.

Eunbinpun berjalan kembali menuju kamarnya. Ia mengambil ponsel yang ada di ransel dan mengetik beberapa kata.

To : Kyuhyun oppa
Oppa gomawo ne..
Kuharap punggungmu tidak sakit karena menggendongku ^^

Ia menekan tombol ‘send’ dan meletakkan ponselnya di nakas. Eunbinpun mengecek setumpuk kertas yang berisi soal-soal matematika dari Jungsoo songsaengnim.

“Sudah terjawab semua. Bukankah kemarin masih ada soal yang belum dikerjakan? Waah.. Kyuhyun oppa jjang” ucap Eunbin sambil menatap puas pada pekerjaan Kyuhyun.

Cut~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar