Genre
: Family, Sad, Marriage Life.
Length
: Oneshot
Rated : 15+
Cast :
Rated : 15+
Cast :
Cho
Kyuhyun, Cho Eunbin, Cho Eunna.
Support cast : Cho Young
Hwan, Cho Hanna, Cho Ahra.
Author : Wulandari
Twitter : @wulan_cho
Disclaimer : This is
mine. Please give your responses, thanks!
All
parts are author’s POV
Sebuah keluarga sudah selarasnya di
hiasi oleh kebahagiaan dan rasa saling mengerti..
Keluarga yang bahagia merupakan
suatu keajaiban dari Tuhan..
Yaa.. keluarga yang bahagia
Keluarga kecil yang
tinggal di rumah mewah itu tak sama lagi seperti lima tahun silam. Keluarga
yang dikepalai oleh namja tampan bernama Cho Kyuhyun itu tak lagi sehangat di
saat awal kehidupan pernikahan.
Keegoisan..
Itulah yang merubah
keluarga kecil itu menjadi dingin. Semenjak Cho Eunna lahir di dunia ini, sikap
Kyuhyun berubah drastis. Namja itu selalu pulang larut malam dan bepergian
keluar kota untuk alasan perjalanan bisnis. Meskipun ia selalu memberikan
hadiah di ulang tahun sang istri –Cho
Eunbin- namun tidak ada kartu ucapan manis tulisan tangan seperti dahulu.
Bahkan ia tak pernah sekalipun memberikan hadiah untuk putri kecilnya.
***
Ting tong!
Ting
tong!
Ting
tong!
Terdengar bel rumah
yang ada di daerah Gangnam itu berbunyi berkali-kali. Seorang namja yang berdiri
di depan pintu terlihat tidak sabar menunggu. Berkali-kali ia mengendurkan dasi
yang seakan mencekik lehernya. Tak ada gerutuan dari bibirnya namun pandangan
mata yang tajam sudah menjawab semua pertanyaan. Ia marah.
Klek~
Begitu pintu berwarna
putih itu di buka, seorang yeoja menampakkan senyum manisnya. Namun justru
tatapan dingin yang ia dapatkan.
“Mianhae oppa.. aku
sedang bermain bersama Eunna di kamarnya” ucap Eunbin yang berjalan di belakang
suaminya.
Hening.
Kyuhyun tak mengabaikan
ucapan Eunbin namun istrinya itu tetap bersabar dan mengikuti Kyuhyun sampai di
kamar mereka.
“Oppa.. aku sudah
menyiapkan air hangat dan handuk di kamar mandi. Makan malam-”
“Aku tahu.” sela
Kyuhyun cukup singkat dan bergegas menuju kamar mandi tanpa menatap Eunbin
sedikitpun.
“Makan malamnya sudah
aku siapkan oppa” lanjut Eunbin lemah. Ia menghela nafas panjang. Mencoba
bersabar.
Eunbin berjalan menuju
kamar putri mereka. Setelah meninabobokan Eunna untuk beberapa saat, ia membenarkan letak selimut putri kecil itu
dan mengecup keningnyas. Eunbin mematikan lampu utama yang ada di kamar Eunna
dan kembali berjalan menuju kamarnya.
Ia melihat Kyuhyun juga
telah tertidur pulas. Ia mengamati wajah Kyuhyun yang seperti seorang bayi saat
tidur. Eunbin merebahkan dirinya di samping Kyuhyun. Jemari-jemari lentiknya
mengamati wajah suaminya yang tampan dengan sangat hati-hati.
“Oppa.. sampai kapan
kau akan bersikap seperti ini?” desisnya supaya tidak membangunkan Kyuhyun.
Gadis itu turut
memejamkan mata. Bibirnya tersenyum karena merasakan tangan Kyuhyun mendekapnya
dalam tidur.
“Saranghae” bisik
Eunbin dengan mata tertutup.
***
PRANG!!
Terdengar bunyi pecahan
dari ruang kerja Kyuhyun. Eunbin yang tengah menidurkan Eunna seperti
malam-malam sebelumnya terkejut. Ia melihat putrinya yang berusia tiga tahun
itu, beruntung putrinya nan cantik dan lucu itu masih tertidur pulas.
Eunbin berjalan menuju
ruang kerja suaminya. Ia melihat cangkir kopi yang ia buatkan untuk Kyuhyun
telah menjadi beberapa serpihan di lantai.
“Oppa” panggil Eunbin
tak percaya, “Wae geuraeyo?” imbuhnya.
Eunbin mendekati meja
kerja Kyuhyun. Suaminya itu nampak mengerikan. Tatapan yang dingin dari mata
onyxnya membuat Eunbin khawatir dan- ketakutan.
“PABBOYA! Kau pasti
mengajak Eunna ke ruanganku! Eoh!” pekik Kyuhyun.
Eunbin hanya menunduk
ketakutan. Kedua tangannya meremas baju tidur yang ia kenakan erat-erat. Namja
yang ada di depannya kini, ia tak lagi
mengenalnya. Ia bukan Kyuhyun yang dulu lagi. Ia telah berubah.
“KAU LIHAT! ANAK BODOH
ITU MENCORAT-CORET PROPOSALKU! AARRGHH DASAR ANAK TIDAK BERGUNA!” pekik Kyuhyun
lebih keras.
“OPPA, EUNNA URI NARI!”
jerit Eunbin untuk yang pertama kali, ia tak percaya Kyuhyun mengatakan hal
itu. Eunbin menatap Kyuhyun tepat di kedua matanya.
“Cih.. nari?” desis
Kyuhyun dengan nada dan tatapan meremehkan.
Namja itu mengambil
jasnya yang ada di kursi dan pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Tubuh
lemah Eunbin merosot begitu saja. Air mata yang ia bendung kini lolos mengalir
dengan deras.
“Oppa.. hiks..
mianhae..hiks”
Eunbin menangis
sesenggukkan. Tiba-tiba dadanya merasa sesak, seakan tertusuk ribuan jarum.
Gadis itu mengambil tissue yang ada di meja.
Uhuk uhuk..
Ia terbatuk-batuk dan
tissue yang ia gunakan untuk menutup mulutnya penuh bercak merah.
Darah!
“Oppa.. waktu ku tidak
lama lagi.. jebal..” lirihnya.
Sementara itu Kyuhyun
mengemudikan mobilnya diatas kecepatan rata-rata menuju sebuah klub malam di
daerah Gangnam. Disanalah ia melampiaskan amarah dan kekesalannya pada bir dan
wanita-wanita penggoda yang selalu menempel padanya.
***
Pagi hari di Seoul
terlihat sangat cerah. Musim semi telah tiba. Matahari bersinar dengan gagahnya,
memamerkan cahaya yang hangat. Bunga-bunga berwarna-warni di taman bermekaran
bersamaan dengan hijaunya rerumputan.
Suasana ceria yang disuguhkan
oleh musim semi bertolak belakang dengan suasana di sebuah rumah bercat biru
muda di daerah Gangnam itu.
“Oppa, kenapa kau harus
pergi tiba-tiba? Waktunya sudah dekat” lirih Eunbin. Wajah ibu muda itu terlihat
pucat pasi.
“WAKTU? HUH WAKTU APA
EOH? URUSI SAJA ANAK BODOHMU ITU” ucap Kyuhyun yang terus saja mengemasi
pakaiannya kedalam koper.
Setelah pertengkaran
mereka semalam, Kyuhyun baru pulang pukul tujuh pagi tadi. Namja itu
membersihkan diri dan langsung mengemasi pakaiannya tanpa mengatakan apapun
pada istrinya. Jika Eunbin tidak menanyakannya, namja itu tidak akan mengatakan
padanya kalau ia akan pergi ke London.
“Oppa, sebentar lagi
ulang tahun Eunna-”
“BUKAN URUSANKU!”
potong Kyuhyun.
Namja itu berjalan
keluar dari kamar dengan langkah lebar bersama sebuah koper yang besar. Eunbin
berhasil meraih lengan Kyuhyun dan itu dapat menghentikan langkahnya.
“Oppa, jebal..
kajimayo.. kami membutuhkanmu” pinta Eunbin.
“Appa- eomma-”
Suara gadis cilik yang
berjalan seraya memegangi boneka beruang itu mengalihkan perhatian Kyuhyun dan
Eunbin. Eunbin segera menghampiri putrinya dan menggendongnya. Sementara
Kyuhyun justru menatap mereka dengan tatapan yang dingin.
“Appa..ap-pa..”
Eunna yang berada di
gendongan Eunbin mengetahui kalau pria yang ada di depannya adalah ayahnya.
Tangannya bergerak hendak meraih Kyuhyun namun ayahnya itu diam bak patung.
“Oppa, jebal.. Eunna
sangat menyayangimu, kumohon sayangi dia oppa. Eunna putri kita” ujar Eunbin.
Air mata Eunbin mengalir namun Kyuhyun tidak menghiraukannya. Namja itu tetap
pergi. Meninggalkan istri dan putri sulungnya.
Si kecil Eunna merasa
kecewa. Gadis cilik itu merengek di gendongan sang ibu.
“Appa… appa.. appa”
rengek Eunna.
Eunbin mencoba
menenangkan putrinya, ia memeluk Eunna erat-erat. Saling menguatkan diri
mereka.
“Eunna, chagiya..
jangan pernah kau membenci appamu eoh? Appa hanya belum sadar kalau dia memiliki
seorang putri yang cantik sepertimu” ucap Eunbin pada putrinya. Berharap
putrinya itu mengerti.
***
Dua hari kemudian
Eunbin dan Eunna pergi menuju kediaman keluarga Cho. Eunbin tampak pucat pasi.
Keringat dingin mengucur di pelipisnya. Namun ia tetap tersenyum di depan
putrinya.
“Aigoo.. Eunbin-ah..
Uri Eunna, ayo masuk” ucap Nyonya Cho Hanna. Ibu mertuanya itu langsung
mengambil Eunna yang ada di gendongan Eunbin.
Eunbin mengikuti ibu
mertuannya menuju ruang keluarga. Disana ada Tuan Cho Young Hwan, ayah
mertuanya dan kakak iparnya –Cho Ahra-.
Mereka tersenyum menyambut kedatangan Eunbin dan Eunna.
‘Setidaknya
masih ada harabeoji, halmeoni dan immo yang menyayangimu chagi’ batin Eunbin.
“Apa kau sakit
Eunbin-ah?” tanya Tuan Cho.
“Kau terlihat sangat
pucat saengi” imbuh Ahra.
“Omo.. kau sedang tidak
enak badan chagiya?” tanya Nyonya Cho yang baru menyadari wajah menantunya yang
pucat.
“Aniya.. nan gwenchana
aboenim, eomonim, eonni” lirih Eunbin dan duduk di samping Ahra.
“Cho Kyuhyun! Anak itu,
tega sekali dia pergi saat istrinya tengah sakit. Hari ini juga ulang tahun
Eunna! Hish dasar!” umpat Ahra yang juga mengetahui Kyuhyun justru pergi ke
London di saat seperti ini. Namun ia dan orangtuanya tidak tahu menahu sikap
Kyuhyun yang berubah drastis.
Pandangan Eunbin mulai mengabur.
Dadanya kembali merasakan sesak yang teramat sangat. Keringat dingin mengucur
di seluruh tubuhnya. Ia terbatuk dan bercak darah itu memenuhi telapak
tangannya. Samar-samar ia mendengar ayah dan ibu mertuanya memanggil namanya
lalu semuanya menjadi gelap.
***
Seorang namja berjalan
gagah di jalanan London yang ramai. Kacamata hitam membingkai wajahnya yang
putih bak seorang pangeran dari negeri dongeng. Wajahnya memang tenang namun di
dalam hatinya ia merasa teramat kesepian. Ia harus bersyukur karena kacamata
hitam yang ia kenakan dapat menyembunyikan wajah sendunya.
Namja itu -Kyuhyun- duduk di meja yang menghadap
ke sebuah air mancur dekat Big Ben. Tangannya meraih selembar foto. Disana ada
potret dirinya bersama istri yang sangat ia cintai dan seorang putri kecilnya.
Itu adalah foto
keluarga satu-satunya yang ia miliki. Mata onyx Kyuhyun yang sudah tak
dibingkai oleh kacamata menelusuri foto itu. Ia merasa kecewa dan marah setiap
kali melihat putri kecilnya yang manis. Hal itu terjadi karena ambisinya yang
seperti anak kecil. Ambisi untuk memiliki seorang putra namun justru seorang
putri yang ia dapatkan.
Kyuhyun menghela nafas
kasar dan beberapa saat kemudian ponselnya bergetar. Tertera nama kakak
perempuannya memanggil. Jemarinya terangkat untuk menggeser layar hijau yang
ada di ponselnya.
Wajah Kyuhyun berubah
drastis karena panggilan singkat dari Ahra. Rasa khawatir dan bingung terukir
jelas di wajahnya. Ia segera menutup telfon dan berlari untuk menghentikan
taksi yang lewat.
“Marrilyn Hotel
please!” ucap Kyuhyun tergesa-gesa pada si sopir. Ia mengacak rambutnya
frustasi. Tangannya memegang erat selembar foto yang telah ia amati sedari
tadi. Dalam pikirannya hanya satu hal yang ingin ia lakukan.
Kembali ke Korea!
Secepatnya!
***
Satu hari..
Dua hari..
Tiga hari..
Sudah tiga hari seorang
yeoja tertidur dengan tenang di ranjang rumah sakit. Atau lebih tepatnya ia
dalam keadaan koma. Sekarat.
Setiap hari Kyuhyun
duduk di samping ranjang istrinya. Ia bahkan merasa enggan untuk mengisi
perutnya atau sekedar membersihkan diri. Tanpa memperdulikan penampilannya kini
yang berantakan, tangan Kyuhyun terus saja menggenggam erat jemari Eunbin. Ia
terus meminta maaf pada istrinya yang masih saja memejamkan mata.
Penyesalan.
Itulah yang kini
menghantuinya. Ia merasa telah menjadi suami terburuk di dunia ini. Ucapan
dokter sewaktu ia tiba di rumah sakit masih terngiang-ngiang jelas di
ingatannya.
‘Tuan
Cho, sebagai seorang suami bagaimana anda tidak tahu kalau jantung istri anda mengalami
pembengkakan?!’
Tatapan dari Tuan dan
Nyonya Cho juga Ahra yang tengah menggendong Eunna terlihat kecewa sekaligus
kasihan pada Kyuhyun. Bagaimanapun juga mereka turut merasa bersalah karena
tidak pernah tahu permasalahan yang ada di keluarga kecil Kyuhyun.
“Yeobo.. jebal
irreona.. tak tahukah keadaanmu sekarang ini membuatku sangat takut? Aku masih
membutuhkanmu- sangat.. jebal.. irreona.. yeobo.. Cho Eunbin..”
Kyuhyun selalu
mengulang ucapan yang sama setiap hari. Ia mencium punggung tangan Eunbin
berulang-ulang.
Tak lama kemudian
tangan Eunbin yang ada di genggaman Kyuhyun bergerak lemah. Namja itu
memanggil-manggil nama istrinya.
“Yeobo.. kau bangun?
Naya.. dangshineun nampyeon..” ucap Kyuhyun lega. Tuan Cho dan Nyonya Cho serta
Ahra turut mendekat.
“Op-pa.. k-kau..
kem-bali..” ucap Eunbin terbata-bata. Ia terlihat sulit bahkan untuk
mengucapkan kalimat yang pendek.
“Yeobo.. aku salah,
maafkan aku.. aku-”
“A-ni op-pa..” potong
Eunbin lemah. Tatapannya beralih pada ayah dan ibu mertuanya yang ada disamping
lain ranjangnya. Ia tersenyum melihat keluarganya berkumpul.
“A-boe-nim, eo-mo-nim
eon-ni.. terima-kasih.. selama-ini kali-an telah meng-ang-gapku ke-luarga”
“Chagiya, apa yang kau
katakan eoh.. kami yang bersyukur karena malaikat sepertimu telah datang di
kehidupan kami” ucap Nyonya Cho, airmata berlinang di kedua matanya yang sipit.
“Eunbin-ah.. kau harus
bertahan demi kami semua” ucap Tuan Cho dengan nada khawatir.
“Saengi-ya, kau pasti
sembuh, kau harus yakin itu” tambah Ahra.
Eunbin tersenyum lemah,
pandangannya kembali mengabur tapi ia belum ingin tertidur untuk waktu yang
lebih lama. Ada hal yang harus ia katakana pada suami tercintanya.
“Op-pa..”
Kyuhyun mengangguk saat
Eunbin memanggilnya. Ia terus menggenggam tangan Eunbin yang mulai terasa
dingin. Air matanya yang telah ia bendung lolos begitu saja.
“Ul-ji-ma..”
Kyuhyun mengangguk, ia
tak sanggup untuk berkata-kata.
“Eun-na.. uri- na-ri..
je-bal.. sa-yang-i dia op-pa.. yak-sok?” ucap Eunbin lemah.
Kyuhyun mengambil Eunna
yang ada di gendongan Ahra. Ini adalah kali pertama ia menggendong Eunna.
Tangan kanannya kembali menggenggam jemari Eunbin yang semakin melemah dan
dingin.
“Yeobo.. aku berjanji
akan menyayangi Eunna, uri nari.. jebal kau harus bertahan.. kami
membutuhkanmu.. kumohon.. aku sangat mencintaimu.. kumohon yeobo.. maafkan
aku..” pinta Kyuhyun.
“Eomma”
Eunbin tersenyum
melihat putri kecilnya memanggilnya di gendongan sang ayah. Ia bahagia.
“Wak-tu-nya su-dah
ti-ba op-pa.. nan haeng-bok-khae.. ja-ga Eun-na.. sa-rang-hae..”
Bunyi panjang alat
medis yang menopang hidup Eunbin membuat keluarga Cho histeris. Tangan Eunbin
tak lagi menggenggam tangan Kyuhyun. Kedua mata yang selalu bersinar itu telah
terpejam untuk selamanya.
Tak akan ada lagi sosok
istri yang sangat Kyuhyun cintai. Tak akan ada lagi sosok istri yang
menyambutnya saat ia pulang dari kantor. Tak akan ada lagi sosok istri yang
akan memasak untuknya meskipun ia tidak meminta.
Tak akan ada lagi..
Semua itu telah pergi..
Isak tangis pecah
seketika di ruangan pasien. Beberapa dokter dan perawat berlarian menuju
ruangan itu. Seorang perawat menggendong Eunna karena Kyuhyun juga terlihat
kalut. Nyonya Cho dan Ahra menangis hebat di pelukan Tuan Cho sementara Kyuhyun
terus memanggil Eunbin.
“YEOBO.. KAJIMA..”
“JEBAL.. AKU SANGAT
MEMBUTUHKANMU.. JANGAN TINGGALKAN AKU..”
“CHO EUNBIN! AKU SANGAT
MENCINTAIMU.. KUMOHON..”
“JANGAN TINGGALKAN
KAMI, AKU DAN PUTRI KITA MEMBUTUHKANMU.. KUMOHON..”
Meskipun ratusan kali
Kyuhyun memohon, Eunbin tak akan lagi membuka matanya. Istri yang sangat ia
cintai itu telah pergi menyusul ayah dan ibu mertuanya untuk selamanya.
Wajah cantik yang
selalu menampakkan senyum yang mampu membuat hatinya damai itu telah pergi
untuk selamanya.
The End~

Tidak ada komentar:
Posting Komentar