Senin, 15 Februari 2016

You are my love Part 10 (END)



Genre : Romance, happy, little sad.
Length : Series
Rated : 15+
Cast :
Cho Kyuhyun, Kang Eunbin, Kim Haneul, Kang Eunrim, Lee Donghae.
Support cast : Shim Changmin.
Author : Wulandari
Twitter : @wulan_cho

Sydney, Australia.
Disinilah Eunbin mulai mempelajari bahasa yang baru, bahasa Inggris. Ia telah sangat fasih berbahasa Perancis dan ternyata tidaklah sulit untuknya mempelajari bahasa asing lagi.

Eunbin tinggal di rumah Keluarga Shim karena mereka tidak mengijinkan Eunbin untuk tinggal di apartemen sendirian. Menurut mereka tidaklah baik untuk seorang gadis tinggal sendiri apalagi ini bukanlah di negerinya sendiri.

Sudah satu bulan setelah Eunbin menjalani tes masuk perguruan tinggi. Masih tersisa dua bulan untuk menunggu hasil tes nya. Changmin setiap hari mengajak Eunbin untuk berkeliling setelah namja itu pulang dari kampus. Terkadang Eunbin berfikir kalau ia seperti tengah berlibur.


“Eunbin-ah, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat hari ini” ucap Changmin yang tiba-tiba menghampiri Eunbin.

Gadis itu tengah duduk sambil membaca novel berbahasa Inggris di balkon kamar, ia mengernyit mendengar ucapan Changmin lalu menutup bukunya.

“Lagi?? Hyak oppa! Aku disini tidak untuk berlibur kenapa kau setiap hari mengajakku pergi eoh?” keluh Eunbin.

“Yaa. Maksudku.. supaya kau tidak merasa bosan”

“Hari ini aku ada janji dengan bibi Shim, jadi lebih baik oppa belajar di kampus dengan tenang” ucap Eunbin

“Mwo? Kau dan ibuku mau kemana?” tanya Changmin.

“Rahasia” ucap Eunbin dan tertawa lepas.

“Aish. Yasudah kalau begitu. Aku mau ke kampus dulu.” ucap Changmin dan melenggang pergi.

Eunbin masuk ke dalam kamar. Gadis itu duduk di tepi ranjang dan mengambil ponselnya yang tergeletak disana. Jemari manisnya mengusap layar ponsel. Eunbin membuka akun twitter. Terdapat beberapa foto yang diunggah oleh kakaknya.

Eunbin tertawa melihat foto Eunrim dan Donghae yang memasang wajah aneh. Namun tawanya terhenti saat salah satu foto Eunrim terdapat seorang namja yang terlihat lesu.

Eunrim mengunggah foto candid Kyuhyun yang tengah duduk di sebuah kursi taman. Namja itu terlihat melamun. Rambut cokelatnya yang biasanya terlihat menawan menjadi acak-acakan seperti orang yang baru saja berkelahi.

‘Sahabatku yang terlihat kesepian. Ia benar-benar merindukan seseorang!’
Itulah yang ditulis oleh Eunrim bersamaan dengan foto tersebut.

“Kyuhyun oppa..” lirih Eunbin seakan memangil orang yang tengah ia amati di dalam ponsel.

Jujur saja! Eunbin merindukan namja itu. Saat dimana mereka belajar bersama hingga beradu pendapat. Setiap hari memorinya selalu mengulas tentang Kyuhyun meskipun Changmin selalu berada disisinya.

“Oppa.. apa Haneul eonni mengabaikanmu lagi? Kau terlihat sangat kacau” ucap Eunbin seolah bertanya pada foto tersebut. Setidaknya itulah yang Eunbin fikirkan, namja itu terlihat kacau karena ulah Haneul.

**
Setelah cerita dari Kota Sydney, kita kembali mengulas cerita seorang namja yang terlihat kacau di ibu kota Negeri Gingseng.

Kyuhyun tengah duduk di pojok sebuah kedai kopi. Ia memesan Americano panas sekitar satu jam yang lalu. Cangkir kopi tersebut masih penuh, pertanda si pemesan belum menyentuh sama sekali apa yang ia beli.

Ia lebih memilih terdiam. Wajahnya kusut memikirkan sesuatu. Seolah ia adalah seorang anak kecil yang bingung memilih sebungkus permen atau sebuah balon.

Rasa bimbang.
Situasi itulah yang kini ia rasakan setelah kepergian Eunbin yang tidak ia ketahui. Setelah mendengar kabar dari Eunrim, namja itu tak bisa berfikir seperti biasanya.

“Aku bisa gila!” umpat Kyuhyun.

Ia terus memikirkan Eunbin meskipun kini Haneul berada di dekatnya. Semua ini benar-benar merepotkan!

Kyuhyun hendak beranjak dari tempat duduknya namun seorang yeoja dan namja memasuki kafe itu dan membuat Kyuhyun mengurungkan niatnya. Mereka bergandengan tangan!

‘Bukankah itu Haneul? Namja itu bukankah fotografer yang pernah bekerjasama dengan Haneul?’ batin Kyuhyun.

Kyuhyun merogoh ponsel yang ada di sakunya dan mengetik pesan untuk Haneul.

‘Haneul-ah neo jigeum eoddiseo?’


Kyuhyun mengamati gerak-gerik Haneul. Kekasihnya itu menyadari ada pesan masuk.

‘Aku sedang di rumah nenek ku di Busan oppa’

Kyuhyun tersenyum sinis membaca balasan dari Haneul. Kafe yang mereka singgahi terletak di Apgeujong!

‘Arraseo. Nikmati akhir pekanmu bersama nenekmu’ balas Kyuhyun.

‘Haneul-ah. Hubungan kita sampai disini saja. Selamat bersenang-senang’ imbuh Kyuhyun.

Kyuhyun melangkah keluar dari kafe. Ia juga melewati tempat duduk Haneul. Kyuhyun berjalan lurus tanpa menoleh sedikitpun pada gadis yang sekarang berstatus sebagai mantan kekasihnya itu. Sementara Haneul terlihat sangat terkejut. Gadis itu mengikuti Kyuhyun berjalan keluar dari kafe.

“OPPA!” panggil Haneul.

Kyuhyun menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Haneul.

“Tak perlu meminta maaf. Aku tidak marah sama sekali” ucap Kyuhyun tenang.

“Mianhae” lirih Haneul dengan wajah ketakutan.

“Tak perlu. Lagipula aku tidak merasa kehilangan dirimu sedikitpun. Aku merasa senang saat ini. Aku sadar aku hanya mengagumimu bukan mencintaimu” ucap Kyuhyun dengan raut muka santai.

“Bolehkah aku meminta pelukan perpisahan?” tanya Haneul. Gadis itu merasa bersalah pada Kyuhyun.

“Andwae. Pria itu tengah berjalan kemari. Selamat tinggal Kim Haneul” ucap Kyuhyun dan melenggang pergi.

Kyuhyun merasa tenang dan bebas. Ini aneh. Tapi itulah yang ia rasakan saat ini. Seolah salah satu bebannya telah menguap begitu saja.

***
Dua bulan berlalu pasca kejadian antara Kyuhyun dan Haneul di kedai kopi daerah Apgeujong.

Donghae dan Eunrim telah mengetahui apa yang terjadi antara sepasang mantan kekasih itu. Namun sikap Kyuhyun masih seperti manusia yang kehilangan jiwanya.

Ia tidak menerima kabar sama sekali dari Eunbin. Panggilan dan pesan dari Kyuhyun tak pernah dibalas oleh Eunbin. Bahkan Kyuhyun selalu membuka jejaring sosial untuk menengok setiap akun yang dimiliki oleh Eunbin. Hal itu ia lakukan setiap hari namun nihil. Eunbin tak pernah aktif di dunia maya.

Kyuhyun selalu memohon, merengek bahkan mengancam Eunrim untuk menghubungkan dirinya dengan Eunbin. Pernah suatu ketika Kyuhyun diam-diam mengambil ponsel Eunrim lalu menghubungi Eunbin namun gadis itu juga tidak menjawab panggilannya.

“Ayolah Rim-ah! Apa kau tega melihat sahabatmu ini seperti orang gila?” rengek Kyuhyun pada Eunrim untuk kesekian kalinya.

“Harus kukatakan berapa kali? Eunbin masih menggunakan nomor yang lama. Kau bisa menghubunginya sendiri”

“Tapi dia tidak menjawab panggilanku!” sanggah Kyuhyun.

Donghae yang mendengar rengekan Kyuhyunpun menghela nafas panjang.

“Kau seharusnya menyadari perasaanmu sejak dulu. Kau ini benar-benar sangat lelet seperti kura-kura” ejek Donghae dan disambut lirikan tajam dari mata elang Kyuhyun.

Ddrrtt.. drrtt..

Ponsel Eunrim bergetar dan ternyata ayahnya yang memanggil.

‘Yeoboseo appa?’
‘….’
‘Ne? Benarkah?’
‘….’
‘Menjemputnya? Arraseo appa’
‘….’
‘Nee’

Eunrim tersenyum cerah setelah menerima panggilan dari ayahnya. Membuat Kyuhyun dan Donghae menampakkan wajah penasaran mereka.

“Ada apa honey?” tanya Donghae.

“Berita bagus oppa! Dan kau Kyu. Kau pasti senang mendengarkan berita ini” ucap Eunrim pada Donghae dan beralih pada Kyuhyun.

“Eunbin kembali hari ini! Dia akan sampai tiga jam lagi”

Senyuman mengembang dari bibir Kyuhyun. Seolah ada pelangi di depan Kyuhyun saat ini. Jantungnya berdesir hebat. Baru kali ini ia merasakan sensasi bahagia yang luar biasa. seolah-olah ia melihat sepercik sinar mentari untuk pertama kali setelah terkurung di dalam gua selama bertahun-tahun!

“Kau- tidak membohongiku kan?”

“Apa aku mendapat keuntungan dengan melakukan hal itu?” cerocos Eunrim.

“Eunbin menelfon ayah dan ayah memintaku untuk menjemput Eunbin. Apa kau bisa menggantikanku Kyuhyun-ah? Aku ada janji konsultasi proposal dengan Professor Cha” pinta Eunrim.

Kyuhyun mengangguk antusias. Tak perlu ditanya, namja itu pasti menyetujuinya.

“Tentu saja. Aku akan menjemputnya. Dan kau Lee Donghae, kau disini bersama Eunrim” ucap Kyuhyun sebelum kakinya melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.

“HEI CHO KYUHYUN! EUNBIN TIBA DI BANDARA MASIH TIGA JAM LAGI!” pekik Eunrim.

“TAK APA! TIGA JAM BUKAN APA-APA DIBANDING DENGAN TIGA BULAN!” pekik Kyuhyun tak kalah lantangnya.

Eunrim dan Donghae saling menatap dan melempar senyum karena tingkah sahabat mereka itu.

***
Kyuhyun dengan setia menunggu di Bandara Incheon. Sudah tiga jam ia menunggu namun belum ada tanda-tanda pesawat yang ditumpangi Eunbi telah mendarat. Namun namja itu menunggu dengan sabar.

Tiba-tiba kedua mata Kyuhyun menangkap punggung sosok gadis yang ia kenal. Gadis yang ia tunggu-tunggu. Kyuhyun masih hafal potongan rambut cokelat gadis itu!

“Hyak! Kang Eunbin!”ucap Kyuhyun  dan menepuk punggung gadis itu.

“Nuguseyo?”

Fantasi Kyuhyun musnah begitu saja saat gadis itu berbalik dan ia bukanlah gadis yang ia tunggu.

“Ah jeosonghamnida. Aku salah orang” ucap Kyuhyun meminta maaf.

Kyuhyun terduduk lesu. Ia salah orang. Ia kira gadis yang mengenakan blouse berwarna hitam tadi adalah Eunbin. Namja itu masih tetap sabar menunggu.

Tiga jam berlalu dan belum ada tanda-tanda kedatangan Eunbin. Hati Kyuhyun merasa sesak dan sulit baginya untuk menghirup nafas. Segala pikiran buruk hinggap di otak cerdasnya.

‘Apakah terjadi sesuatu?’

‘Apakah Eunbin diterima dan tetap tinggal di Sydney?’

‘Apakah Eunbin tidak akan kembali ke Korea?’

Satu tetes airmata dari sudut mata kanan dan kiri Kyuhyun jatuh begitu saja. Inilah kali pertama ia menangisi seorang wanita kecuali ibu dan kakak perempuannya.

Kyuhyun menyesali tindakannya yang lamban dalam memahami isi hatinya. Kyuhyun merasa dia adalah orang yang paling bodoh dan lamban! Ia benar-benar bodoh!

Kyuhyun merasakan sebuah tangan memegang bahunya dari belakang. Ia pikir itu adalah Eunrim karena Kyuhyun menelfon gadis itu beberapa menit yang lalu.

“Rim-ah, apa kau membohongiku? Apa Eunbin tidak akan kembali?” ucap Kyuhyun parau.

“Aku benar-benar mencintainya! Aku mencintai adikmu!” imbuhnya.

“K- Kyuhyun oppa”

Degg!
Jantung Kyuhyun seolah berhenti berdetak mendengar suara yang tidak asing bagi indra pendengarannya. Sebuah suara yang sangat ingin ia dengar!

Kyuhyun berdiri dan berbalik menghadap si sumber suara. Seorang gadis yang mengenakan mantel hitam dan celana jeans dengan warna senada. Tangannya memegang koper yang cukup besar.

Sosok yang ia rindukan setengah mati. Kang Eunbin!

Tanpa pikir panjang namja itu menarik lengan Eunbin dan memeluknya erat. Pertanda bahwa ia memang merindukan Eunbin.

Senyum Eunbin mengembang di dalam rengkuhan Kyuhyun yang sangat erat.

“Hey! Anak kecil! Kau benar-benar kejam! Lebih kejam daripada ibu tiri. Kau tahu?” ucap Kyuhyun dengan nada marah yang sedih.

“Heish. Aku bukan anak kecil lagi oppa!” protes Eunbin tak terima. Hatinya merasa berbunga-bunga mendengar apa yang Kyuhyun utarakan beberapa saat yang lalu.

Kyuhyun mencintainya? Apa ini bukanlah mimpi? Atau dia masih mengalami jetlag karena penerbangan yang cukup lama?!

Kyuhyun melepaskan pelukannya dan menatap Eunbin lekat tepat di manik matanya. Tatapan Kyuhyun benar-benar mengunci Eunbin untuk tidak menatap orang lain lagi.

“Kau! Jangan pernah berfikir untuk pergi lebih jauh lagi” ucap Kyuhyun tegas.

“Waeyo? Aku punya dua kaki yang bisa kuajak kemana saja” protes Eunbin lagi.

“Aku mencintaimu” ucap Kyuhyun tulus.

“Lalu apa urusannya denganku? Haha” balas Eunbin tanpa dosa. Meskipun saat ini ia ingin berlari keliling bandara untuk meluapkan rasa bahagianya!

“Kau ini benar-benar anak kecil!” desis Kyuhyun.

“Kau pasti tahu apa yang kumaksud. Bagaimana dengan tes masuk di Sydney? Apa kau diterima?” tambah Kyuhyun.

Eunbin tertunduk lesu dan menghela nafas panjang. Akan tetapi gerak-gerik Eunbin menjadi pertanda yang baik untuk Kyuhyun.

“Hyaa sepertinya sudah takdirku untuk menetap di Korea” ucap Eunbin tanpa semangat.

Benar saja. Tawa Kyuhyun menggelegar mendengar jawaban Eunbin.

“Hyak oppa! Kenapa kau tertawa! Kau senang aku gagal? Kau jahat sekali. Dasar!”

“Tentu saja” ucap Kyuhyun santai.

“Sejak lahir kau sudah ditakdirkan untuk kuliah di Sunkyungkwan” imbunya dan mengacak surai Eunbin yang tergerai indah.

“Kang Eunbin. Aku serius dengan ucapanku tadi. Aku sangat mencintaimu”

Kyuhyun menatap Eunbin dengan tatapan penuh arti. Inilah kali pertama Kyuhyun menunjukkan mimik wajah seriusnya pada Eunbin. Selama ini mereka tak pernah berbincang dengan serius bahkan saat Kyuhyun membantu Eunbin untuk mengerjakan tugas matematika.

Eunbin tersenyum lembut pada Kyuhyun. Ia ingin menyampaikan jawaban atas pernyataan Kyuhyun bukan melalui ucapan.

“Oppa memiliki otak yang jenius. Kau pasti tahu jawabanku” ucapnya.

Kyuhyun tersenyum senang hingga menampakkan deretan giginya yang putih dan rapi. Perlahan namja itu memajukan wajahnya dan menutup mata, bermaksud untuk meraih bibir merah muda Eunbin. Namun Eunbin mendesis tak suka dan menjauhkan kepala Kyuhyun dengan mendorong dahi Kyuhyun menggunakan telunjuknya. Raut kecewapun terlukis dengan jelas di wajah Kyuhyun.

“Satu hal yang ingin ku katakan padamu oppa. Aku hanya akan memberikan ciumanku pada suamiku kelak di altar. Entah kau akan menerima hal ini atau tidak. Aku tidak mau sembarangan memberikan apa yang kuanggap berharga, meskipun hanya sebuah ciuman. Itu prinsipku oppa” ucap Eunbin panjang lebar.

Kyuhyun tersenyum mendengar penjelasan Eunbin yang bijaksana. Ternyata ada sisi dewasa dibalik sikapnya yang kekanak-kanakan selama ini.

“Aku mengerti. Aku akan menghargai prinsipmu chagiya. Aku menyukainya, itu berarti kau sangat menghargai dirimu”

Sebutan yang Kyuhyun berikan pada Eunbin membuat pipi gadis itu bersemu merah. Merasa senang dan malu dalam waktu yang bersamaan.

“Kajja.. sebaiknya aku segera mengantarkanu pulang. Eunrim dan kedua orangtuamu pasti menunggumu dirumah”

Kyuhyun mengambil alih koper di tangan Eunbin. Tangan kirinya ia gunakan untuk menggenggam erat jemari Eunbin yang lentik. Ia menggandeng erat tangan Eunbin seolah-olah Eunbin akan berlari tiba-tiba dan meninggalkannya.



“Chagiya, bagaimana dengan namja bersama Shim Changmin itu?”

“Waeyo oppa? Dia masih di Australia”

“Aniya. Bukan itu maksudku. Apa kau dan dia… emm… yaa… saling ekhm… menyukai?”

“Haha.. aku memang menyukainya. Dia baik hati, suka menolongku dan tidak suka membentakku. Tidak seperti namja yang menggandengku saat ini”

“MWO?”

“Sebagai kakak kelas. Tidak lebih oppa. Aku lebih mencintai namja yang kini berjalan bersamaku, haha”

“Heisshh kau ini”

The end~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar