Tittle
: You are my love Part 10 (END)
Genre
: Romance, happy,
little sad.
Length
: Series
Rated : 15+
Cast :
Rated : 15+
Cast :
Cho
Kyuhyun, Kang Eunbin, Kim Haneul, Kang Eunrim, Lee Donghae.
Support cast : Shim
Changmin.
Author : Wulandari
Twitter : @wulan_cho
Sydney,
Australia.
Disinilah
Eunbin mulai mempelajari bahasa yang baru, bahasa Inggris. Ia telah sangat
fasih berbahasa Perancis dan ternyata tidaklah sulit untuknya mempelajari
bahasa asing lagi.
Eunbin
tinggal di rumah Keluarga Shim karena mereka tidak mengijinkan Eunbin untuk
tinggal di apartemen sendirian. Menurut mereka tidaklah baik untuk seorang
gadis tinggal sendiri apalagi ini bukanlah di negerinya sendiri.
Sudah
satu bulan setelah Eunbin menjalani tes masuk perguruan tinggi. Masih tersisa
dua bulan untuk menunggu hasil tes nya. Changmin setiap hari mengajak Eunbin
untuk berkeliling setelah namja itu pulang dari kampus. Terkadang Eunbin
berfikir kalau ia seperti tengah berlibur.
“Eunbin-ah,
aku ingin mengajakmu ke suatu tempat hari ini” ucap Changmin yang tiba-tiba
menghampiri Eunbin.
Gadis
itu tengah duduk sambil membaca novel berbahasa Inggris di balkon kamar, ia
mengernyit mendengar ucapan Changmin lalu menutup bukunya.
“Lagi??
Hyak oppa! Aku disini tidak untuk berlibur kenapa kau setiap hari mengajakku
pergi eoh?” keluh Eunbin.
“Yaa.
Maksudku.. supaya kau tidak merasa bosan”
“Hari
ini aku ada janji dengan bibi Shim, jadi lebih baik oppa belajar di kampus
dengan tenang” ucap Eunbin
“Mwo?
Kau dan ibuku mau kemana?” tanya Changmin.
“Rahasia”
ucap Eunbin dan tertawa lepas.
“Aish.
Yasudah kalau begitu. Aku mau ke kampus dulu.” ucap Changmin dan melenggang
pergi.
Eunbin
masuk ke dalam kamar. Gadis itu duduk di tepi ranjang dan mengambil ponselnya
yang tergeletak disana. Jemari manisnya mengusap layar ponsel. Eunbin membuka
akun twitter. Terdapat beberapa foto yang diunggah oleh kakaknya.
Eunbin
tertawa melihat foto Eunrim dan Donghae yang memasang wajah aneh. Namun tawanya
terhenti saat salah satu foto Eunrim terdapat seorang namja yang terlihat lesu.
Eunrim
mengunggah foto candid Kyuhyun yang tengah duduk di sebuah kursi taman. Namja
itu terlihat melamun. Rambut cokelatnya yang biasanya terlihat menawan menjadi
acak-acakan seperti orang yang baru saja berkelahi.
‘Sahabatku yang
terlihat kesepian. Ia benar-benar merindukan seseorang!’
Itulah
yang ditulis oleh Eunrim bersamaan dengan foto tersebut.
“Kyuhyun
oppa..” lirih Eunbin seakan memangil orang yang tengah ia amati di dalam ponsel.
Jujur
saja! Eunbin merindukan namja itu. Saat dimana mereka belajar bersama hingga
beradu pendapat. Setiap hari memorinya selalu mengulas tentang Kyuhyun meskipun
Changmin selalu berada disisinya.
“Oppa..
apa Haneul eonni mengabaikanmu lagi? Kau terlihat sangat kacau” ucap Eunbin
seolah bertanya pada foto tersebut. Setidaknya itulah yang Eunbin fikirkan,
namja itu terlihat kacau karena ulah Haneul.
**
Setelah
cerita dari Kota Sydney, kita kembali mengulas cerita seorang namja yang
terlihat kacau di ibu kota Negeri Gingseng.
Kyuhyun
tengah duduk di pojok sebuah kedai kopi. Ia memesan Americano panas sekitar
satu jam yang lalu. Cangkir kopi tersebut masih penuh, pertanda si pemesan
belum menyentuh sama sekali apa yang ia beli.
Ia
lebih memilih terdiam. Wajahnya kusut memikirkan sesuatu. Seolah ia adalah
seorang anak kecil yang bingung memilih sebungkus permen atau sebuah balon.
Rasa
bimbang.
Situasi
itulah yang kini ia rasakan setelah kepergian Eunbin yang tidak ia ketahui. Setelah
mendengar kabar dari Eunrim, namja itu tak bisa berfikir seperti biasanya.
“Aku
bisa gila!” umpat Kyuhyun.
Ia
terus memikirkan Eunbin meskipun kini Haneul berada di dekatnya. Semua ini
benar-benar merepotkan!
Kyuhyun
hendak beranjak dari tempat duduknya namun seorang yeoja dan namja memasuki
kafe itu dan membuat Kyuhyun mengurungkan niatnya. Mereka bergandengan tangan!
‘Bukankah itu
Haneul? Namja itu bukankah fotografer yang pernah bekerjasama dengan Haneul?’ batin Kyuhyun.
Kyuhyun
merogoh ponsel yang ada di sakunya dan mengetik pesan untuk Haneul.
‘Haneul-ah neo jigeum
eoddiseo?’
Kyuhyun
mengamati gerak-gerik Haneul. Kekasihnya itu menyadari ada pesan masuk.
‘Aku sedang di
rumah nenek ku di Busan oppa’
Kyuhyun
tersenyum sinis membaca balasan dari Haneul. Kafe yang mereka singgahi terletak
di Apgeujong!
‘Arraseo.
Nikmati akhir pekanmu bersama nenekmu’ balas Kyuhyun.
‘Haneul-ah.
Hubungan kita sampai disini saja. Selamat bersenang-senang’ imbuh Kyuhyun.
Kyuhyun
melangkah keluar dari kafe. Ia juga melewati tempat duduk Haneul. Kyuhyun
berjalan lurus tanpa menoleh sedikitpun pada gadis yang sekarang berstatus
sebagai mantan kekasihnya itu. Sementara Haneul terlihat sangat terkejut. Gadis
itu mengikuti Kyuhyun berjalan keluar dari kafe.
“OPPA!”
panggil Haneul.
Kyuhyun
menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Haneul.
“Tak
perlu meminta maaf. Aku tidak marah sama sekali” ucap Kyuhyun tenang.
“Mianhae”
lirih Haneul dengan wajah ketakutan.
“Tak
perlu. Lagipula aku tidak merasa kehilangan dirimu sedikitpun. Aku merasa
senang saat ini. Aku sadar aku hanya mengagumimu bukan mencintaimu” ucap
Kyuhyun dengan raut muka santai.
“Bolehkah
aku meminta pelukan perpisahan?” tanya Haneul. Gadis itu merasa bersalah pada
Kyuhyun.
“Andwae.
Pria itu tengah berjalan kemari. Selamat tinggal Kim Haneul” ucap Kyuhyun dan
melenggang pergi.
Kyuhyun
merasa tenang dan bebas. Ini aneh. Tapi itulah yang ia rasakan saat ini. Seolah
salah satu bebannya telah menguap begitu saja.
***
Dua
bulan berlalu pasca kejadian antara Kyuhyun dan Haneul di kedai kopi daerah
Apgeujong.
Donghae
dan Eunrim telah mengetahui apa yang terjadi antara sepasang mantan kekasih
itu. Namun sikap Kyuhyun masih seperti manusia yang kehilangan jiwanya.
Ia
tidak menerima kabar sama sekali dari Eunbin. Panggilan dan pesan dari Kyuhyun
tak pernah dibalas oleh Eunbin. Bahkan Kyuhyun selalu membuka jejaring sosial
untuk menengok setiap akun yang dimiliki oleh Eunbin. Hal itu ia lakukan setiap
hari namun nihil. Eunbin tak pernah aktif di dunia maya.
Kyuhyun
selalu memohon, merengek bahkan mengancam Eunrim untuk menghubungkan dirinya
dengan Eunbin. Pernah suatu ketika Kyuhyun diam-diam mengambil ponsel Eunrim
lalu menghubungi Eunbin namun gadis itu juga tidak menjawab panggilannya.
“Ayolah
Rim-ah! Apa kau tega melihat sahabatmu ini seperti orang gila?” rengek Kyuhyun
pada Eunrim untuk kesekian kalinya.
“Harus
kukatakan berapa kali? Eunbin masih menggunakan nomor yang lama. Kau bisa
menghubunginya sendiri”
“Tapi
dia tidak menjawab panggilanku!” sanggah Kyuhyun.
Donghae
yang mendengar rengekan Kyuhyunpun menghela nafas panjang.
“Kau
seharusnya menyadari perasaanmu sejak dulu. Kau ini benar-benar sangat lelet
seperti kura-kura” ejek Donghae dan disambut lirikan tajam dari mata elang
Kyuhyun.
Ddrrtt..
drrtt..
Ponsel
Eunrim bergetar dan ternyata ayahnya yang memanggil.
‘Yeoboseo appa?’
‘….’
‘Ne? Benarkah?’
‘….’
‘Menjemputnya?
Arraseo appa’
‘….’
‘Nee’
Eunrim
tersenyum cerah setelah menerima panggilan dari ayahnya. Membuat Kyuhyun dan
Donghae menampakkan wajah penasaran mereka.
“Ada
apa honey?” tanya Donghae.
“Berita
bagus oppa! Dan kau Kyu. Kau pasti senang mendengarkan berita ini” ucap Eunrim
pada Donghae dan beralih pada Kyuhyun.
“Eunbin
kembali hari ini! Dia akan sampai tiga jam lagi”
Senyuman
mengembang dari bibir Kyuhyun. Seolah ada pelangi di depan Kyuhyun saat ini.
Jantungnya berdesir hebat. Baru kali ini ia merasakan sensasi bahagia yang luar
biasa. seolah-olah ia melihat sepercik sinar mentari untuk pertama kali setelah
terkurung di dalam gua selama bertahun-tahun!
“Kau-
tidak membohongiku kan?”
“Apa
aku mendapat keuntungan dengan melakukan hal itu?” cerocos Eunrim.
“Eunbin
menelfon ayah dan ayah memintaku untuk menjemput Eunbin. Apa kau bisa
menggantikanku Kyuhyun-ah? Aku ada janji konsultasi proposal dengan Professor
Cha” pinta Eunrim.
Kyuhyun
mengangguk antusias. Tak perlu ditanya, namja itu pasti menyetujuinya.
“Tentu
saja. Aku akan menjemputnya. Dan kau Lee Donghae, kau disini bersama Eunrim”
ucap Kyuhyun sebelum kakinya melangkah pergi meninggalkan mereka berdua.
“HEI
CHO KYUHYUN! EUNBIN TIBA DI BANDARA MASIH TIGA JAM LAGI!” pekik Eunrim.
“TAK
APA! TIGA JAM BUKAN APA-APA DIBANDING DENGAN TIGA BULAN!” pekik Kyuhyun tak
kalah lantangnya.
Eunrim
dan Donghae saling menatap dan melempar senyum karena tingkah sahabat mereka
itu.
***
Kyuhyun
dengan setia menunggu di Bandara Incheon. Sudah tiga jam ia menunggu namun
belum ada tanda-tanda pesawat yang ditumpangi Eunbi telah mendarat. Namun namja
itu menunggu dengan sabar.
Tiba-tiba
kedua mata Kyuhyun menangkap punggung sosok gadis yang ia kenal. Gadis yang ia
tunggu-tunggu. Kyuhyun masih hafal potongan rambut cokelat gadis itu!
“Hyak!
Kang Eunbin!”ucap Kyuhyun dan menepuk
punggung gadis itu.
“Nuguseyo?”
Fantasi
Kyuhyun musnah begitu saja saat gadis itu berbalik dan ia bukanlah gadis yang
ia tunggu.
“Ah
jeosonghamnida. Aku salah orang” ucap Kyuhyun meminta maaf.
Kyuhyun
terduduk lesu. Ia salah orang. Ia kira gadis yang mengenakan blouse berwarna
hitam tadi adalah Eunbin. Namja itu masih tetap sabar menunggu.
Tiga
jam berlalu dan belum ada tanda-tanda kedatangan Eunbin. Hati Kyuhyun merasa
sesak dan sulit baginya untuk menghirup nafas. Segala pikiran buruk hinggap di
otak cerdasnya.
‘Apakah terjadi
sesuatu?’
‘Apakah Eunbin
diterima dan tetap tinggal di Sydney?’
‘Apakah Eunbin
tidak akan kembali ke Korea?’
Satu
tetes airmata dari sudut mata kanan dan kiri Kyuhyun jatuh begitu saja. Inilah
kali pertama ia menangisi seorang wanita kecuali ibu dan kakak perempuannya.
Kyuhyun
menyesali tindakannya yang lamban dalam memahami isi hatinya. Kyuhyun merasa
dia adalah orang yang paling bodoh dan lamban! Ia benar-benar bodoh!
Kyuhyun
merasakan sebuah tangan memegang bahunya dari belakang. Ia pikir itu adalah
Eunrim karena Kyuhyun menelfon gadis itu beberapa menit yang lalu.
“Rim-ah,
apa kau membohongiku? Apa Eunbin tidak akan kembali?” ucap Kyuhyun parau.
“Aku
benar-benar mencintainya! Aku mencintai adikmu!” imbuhnya.
“K-
Kyuhyun oppa”
Degg!
Jantung
Kyuhyun seolah berhenti berdetak mendengar suara yang tidak asing bagi indra
pendengarannya. Sebuah suara yang sangat ingin ia dengar!
Kyuhyun
berdiri dan berbalik menghadap si sumber suara. Seorang gadis yang mengenakan
mantel hitam dan celana jeans dengan warna senada. Tangannya memegang koper
yang cukup besar.
Sosok
yang ia rindukan setengah mati. Kang Eunbin!
Tanpa
pikir panjang namja itu menarik lengan Eunbin dan memeluknya erat. Pertanda
bahwa ia memang merindukan Eunbin.
Senyum
Eunbin mengembang di dalam rengkuhan Kyuhyun yang sangat erat.
“Hey!
Anak kecil! Kau benar-benar kejam! Lebih kejam daripada ibu tiri. Kau tahu?”
ucap Kyuhyun dengan nada marah yang sedih.
“Heish.
Aku bukan anak kecil lagi oppa!” protes Eunbin tak terima. Hatinya merasa
berbunga-bunga mendengar apa yang Kyuhyun utarakan beberapa saat yang lalu.
Kyuhyun
mencintainya? Apa ini bukanlah mimpi? Atau dia masih mengalami jetlag karena
penerbangan yang cukup lama?!
Kyuhyun
melepaskan pelukannya dan menatap Eunbin lekat tepat di manik matanya. Tatapan
Kyuhyun benar-benar mengunci Eunbin untuk tidak menatap orang lain lagi.
“Kau!
Jangan pernah berfikir untuk pergi lebih jauh lagi” ucap Kyuhyun tegas.
“Waeyo?
Aku punya dua kaki yang bisa kuajak kemana saja” protes Eunbin lagi.
“Aku
mencintaimu” ucap Kyuhyun tulus.
“Lalu
apa urusannya denganku? Haha” balas Eunbin tanpa dosa. Meskipun saat ini ia
ingin berlari keliling bandara untuk meluapkan rasa bahagianya!
“Kau
ini benar-benar anak kecil!” desis Kyuhyun.
“Kau
pasti tahu apa yang kumaksud. Bagaimana dengan tes masuk di Sydney? Apa kau
diterima?” tambah Kyuhyun.
Eunbin
tertunduk lesu dan menghela nafas panjang. Akan tetapi gerak-gerik Eunbin
menjadi pertanda yang baik untuk Kyuhyun.
“Hyaa
sepertinya sudah takdirku untuk menetap di Korea” ucap Eunbin tanpa semangat.
Benar
saja. Tawa Kyuhyun menggelegar mendengar jawaban Eunbin.
“Hyak
oppa! Kenapa kau tertawa! Kau senang aku gagal? Kau jahat sekali. Dasar!”
“Tentu
saja” ucap Kyuhyun santai.
“Sejak
lahir kau sudah ditakdirkan untuk kuliah di Sunkyungkwan” imbunya dan mengacak
surai Eunbin yang tergerai indah.
“Kang
Eunbin. Aku serius dengan ucapanku tadi. Aku sangat mencintaimu”
Kyuhyun
menatap Eunbin dengan tatapan penuh arti. Inilah kali pertama Kyuhyun
menunjukkan mimik wajah seriusnya pada Eunbin. Selama ini mereka tak pernah
berbincang dengan serius bahkan saat Kyuhyun membantu Eunbin untuk mengerjakan
tugas matematika.
Eunbin
tersenyum lembut pada Kyuhyun. Ia ingin menyampaikan jawaban atas pernyataan
Kyuhyun bukan melalui ucapan.
“Oppa
memiliki otak yang jenius. Kau pasti tahu jawabanku” ucapnya.
Kyuhyun
tersenyum senang hingga menampakkan deretan giginya yang putih dan rapi. Perlahan
namja itu memajukan wajahnya dan menutup mata, bermaksud untuk meraih bibir
merah muda Eunbin. Namun Eunbin mendesis tak suka dan menjauhkan kepala Kyuhyun
dengan mendorong dahi Kyuhyun menggunakan telunjuknya. Raut kecewapun terlukis
dengan jelas di wajah Kyuhyun.
“Satu
hal yang ingin ku katakan padamu oppa. Aku hanya akan memberikan ciumanku pada
suamiku kelak di altar. Entah kau akan menerima hal ini atau tidak. Aku tidak
mau sembarangan memberikan apa yang kuanggap berharga, meskipun hanya sebuah
ciuman. Itu prinsipku oppa” ucap Eunbin panjang lebar.
Kyuhyun
tersenyum mendengar penjelasan Eunbin yang bijaksana. Ternyata ada sisi dewasa
dibalik sikapnya yang kekanak-kanakan selama ini.
“Aku
mengerti. Aku akan menghargai prinsipmu chagiya. Aku menyukainya, itu berarti
kau sangat menghargai dirimu”
Sebutan
yang Kyuhyun berikan pada Eunbin membuat pipi gadis itu bersemu merah. Merasa
senang dan malu dalam waktu yang bersamaan.
“Kajja..
sebaiknya aku segera mengantarkanu pulang. Eunrim dan kedua orangtuamu pasti
menunggumu dirumah”
Kyuhyun
mengambil alih koper di tangan Eunbin. Tangan kirinya ia gunakan untuk
menggenggam erat jemari Eunbin yang lentik. Ia menggandeng erat tangan Eunbin seolah-olah
Eunbin akan berlari tiba-tiba dan meninggalkannya.
“Chagiya,
bagaimana dengan namja bersama Shim Changmin itu?”
“Waeyo oppa? Dia
masih di Australia”
“Aniya. Bukan
itu maksudku. Apa kau dan dia… emm… yaa… saling ekhm… menyukai?”
“Haha.. aku
memang menyukainya. Dia baik hati, suka menolongku dan tidak suka membentakku.
Tidak seperti namja yang menggandengku saat ini”
“MWO?”
“Sebagai kakak
kelas. Tidak lebih oppa. Aku lebih mencintai namja yang kini berjalan
bersamaku, haha”
“Heisshh kau
ini”
The end~

Tidak ada komentar:
Posting Komentar